Reporter: Agung Hidayat | Editor: Anna Suci Perwitasari
Untuk mempercepat hal itu bisa terjadi, Budi meminta Pemerintah Daerah (Pemda) untuk ikut mengembangkan daerah-masing melalui pengintegrasian jalur kereta api dengan moda transportasi darat, seperti angkutan perkotaan, bus dan taksi.
"Dengan adanya kebangkitan lalu lintas, pengembangan memungkinkan jauh lebih cepat. Kebangkitan lalu lintas membuat kebutuhan kebutuhan komersial dan hunian meningkat. Jadi dampaknya akan besar," urai Budi.
Sementara reaktivasi tahap 2, tambah Budi, akan dilakukan setelah tahap 1 selesai. Menanggapi kabar tersebut, Poernomo Siswoprasetijo, Direktur Utama PT Banten West Java selaku pengelola Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Tanjung Lesung, mengaku siap bekerja sama untuk mensukseskan upaya penguatan konektivitas yang dilakukan Kemenhub.
Baca Juga: Kemenhub bakal evaluasi tarif ojek online (ojol)
Seperti yang diketahui, jalur Rangkasbitung-Labuan dulunya berperan penting dalam mengkoneksikan transportasi berbasis rel dari wilayah pesisir barat Banten seperti Kota Labuan dan Pandeglang menuju Jakarta.
"Selain kami masih dalam usaha pembangunan kamar hotel dan pembangunan jalan, di bulan Februari 2020 nanti kami akan menyelenggarakan event travel mart di mana kita akan membuat perjanjian kerja sama dengan para agen tour and travel untuk memudahkan wisatawan datang ke Tanjung Lesung," terang Poernomo dalam keterangan tertulis tersebut.
Hal itu karena PT Banten West Java, salah satu unit usaha Jababeka Group, sadar bahwa upaya pembangunan reaktivasi rel tersebut bakal mendongkrak kunjungan wisatawan ke KEK Tanjung Lesung. "Karena jika rel kereta api jadi dan kereta api beroperasi, opsi untuk untuk pergi ke Tanjung Lesung jadi makin beragam, sehingga bisa meminimalisir biaya perjalanan dan juga waktu tempuh yang lebih cepat," tutup Poernomo.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News