Reporter: Rashif Usman | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Jasnita Telekomindo Tbk (JAST) bersama anak usahanya PT Jasnita Aman meluncurkan sebuah layanan keamanan berbasis sistem terintegrasi Artificial Intelligence (AI) yaitu CCTV Surveilance as a Service.
Presiden Direktur Jasnita Telekomindo, Yentoro Hadiwibowo mengatakan bahwa layanan keamanan ini bakal menyasar pasar pemerintahan, perusahaan perbankan, ritel modern, pengembang properti hingga kawasan industri.
Dirinya mengungkapkan bahwa perseroan menargetkan marketing sales sekitar Rp 4,5 miliar dari layanan tersebut sepanjang tahun 2024.
Ia menjelaskan, untuk harga dari jual layanan tersebut bervariatif di rentang harga Rp 200.000 hingga Rp 500.000 untuk satu subscription per bulan.
Baca Juga: Jasnita (JAST) Bidik Pertumbuhan Pendapatan Konsolidasi 15% pada 2024
"Harga itu tergantung fitur, kita ada dari basic, intermediate hingga advance," kata Yentoro saat ditemui Kontan di Jakarta, Kamis (18/1).
CCTV Surveilance memiliki sejumlah fitur, mulai dari video analytics, thermal human detection, parking time control, visitor counting, animal counting, fire/smoke detection, license plate recognition, dan lainnya.
Fitur tersebut dapat membantu memudahkan pihak keamanan dalam mengelola ratusan bahkan ribuan CCTV. Selain untuk keperluan keamanan, layanan ini juga bisa digunakan untuk keperluan analisa marketing bari para pengusaha ritel.
"Misalnya di ritel modern bisa identifikasi gender pengunjung, kemudian bisa menganalisis interest pengunjung seperti apa. Karena ini berbasis AI jadi fitur bisa kami tentukan sendiri. Apa yang mau dianalisa itu tergantung dari client sendiri," ucapnya.
Dalam penyelenggaran layanan tersebut, JAST juga berkolaborasi dengan DELL dan AxxonSoft terkait data storage dan video manajemen sistem berbasis AI.
"Kenapa memilih Dell dan AxxonSoft karena mereka sudah brand ternama yang sudah cukup memiliki reputasi," jelasnya.
Yentoro juga menyebutkan bahwa JAST sudah diundang oleh Otorita IKN untuk berpartisipasi dalam implementasi smart city. Nantinya, teknologi ini akan digunakan di daerah sekitar Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.
"Kita akan masuk di area sekitar IKN," tutupnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News