Reporter: Mona Tobing | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Kementerian Perdagangan memang belum memutuskan berapa harga pokok petaniĀ gula atau HPP. Namun, sejumlah kalangan memprediksi, harga gula tidak akan naik. Hal itu disebabkan oleh ketersedian gula yang melimpah.
Direktur Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia (P3GI), Aris Toharisman mengatakan, pemerintah akan berupaya menstabilkan harga gula.
Maklum tahun ini adalah tahun politik yang mana pemilu akan berlangsung. Pemerintah, kata Aris akan berupaya menjaga situasi kondusif salah satunya harga kebutuhan pokok di pasar dengan harga murah. Sehingga, pemerintah akan berupaya untuk menstabilkan harga gula dipasar.
"Tahun ini harga gula tidak akan lebih dari Rp 11.000 di harga pasar. Jika harga lelang gula sekitar Rp 8.700/kg sampai Rp 9.000/kg,"ujar Aris.
Sementara Soemitro Samadikoen, Ketua Asosiasi Gula Indonesia mengatakan, jika Badan Urusan Logistik (Bulog) tetap melakukan impor. Maka, harga gula dalam negri akan lebih murah dan merugikan petani gula.
"Padahal biaya produksi tinggi. Sementara harga gula tidak naik, pendapatan petani sudah pasti turun. Apalagi selama ini infrastruktur belum terbangun sempurna. Petani masih menanggung ketidaksiapan infrastruktur. Plus tekhnologi pabrik gula kita belum secanggih dari luar negeri," keluh Soemitro.
Sebelumnya, Dewan Gula Indonesia (DGI) telah sepakat menaikan harga patokan petani (HPP) gula naik jadi Rp 9.500/kg dari Rp 8.100/kg tahun lalu. Penetapan HPP mempertimbangkan dari biaya produksi gula sebesar Rp 8.740/kg.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News