Reporter: Handoyo, Maria Elga Ratri | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Kementerian Perdagangan tampaknya akan memberikan izin impor gula kepada Badan Urusan Logistik (Bulog). Izin impor ini diberikan kepada Bulog lantaran pengadaan gula di dalam negeri sulit dilakukan.
Bachrul Chairi, Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan (Kemdag) mengatakan, Kemdag tengah membicaraan kemungkinan pemberian izin impor gula untuk Bulog. "Kemungkinan impor. Kami sedang bicarakan, tapi masih belum final," ujar Bachrul, akhir pekan lalu.
Opsi impor ini diberikan lantaran saat ini stok gula petani sebagian besar sudah ada di tangan pedagang. Bachrul bilang, saat ini, stok gula dari petani yang dikuasai pedagang sekitar 480.000 ton. Sedangkan gula yang dimiliki oleh PT Perkebunan Nusantara (PTPN) hanya sekitar 178.000 ton. Dengan hitungan ini, artinya total ketersediaan gula di dalam negeri sekitar 658.000 ton.
Lantaran gula di PTPN terbatas, stok gula yang bisa diserap Bulog makin minim. "Gula yang bisa ditawarkan ke Bulog hanya sekitar 12.000 ton, yang lain sudah milik orang lain," kata Bachrul.
Catatan saja, tahun ini, Kementerian Perdagangan memberikan penugasan kepada Bulog untuk menguasai pasokan gula sekitar 350.000 ton.
Pasalnya, tahun ini diperkirakan akan terjadi kekurangan pasokan gula konsumsi sekitar 122.000 ton dan perkiraan musim giling mundur sebulan dari perkiraan awal. Biasanya, musim giling perdana tebu di pabrik gula lokal mulai pada Mei setiap tahun. Namun, lantaran adanya anomali cuaca maka tahun ini musim giling tebu diperkirakan mundur menjadi sekitar bulan Juni.
Realisasikan pengadaan
Sembari menunggu izin impor gula diberikan oleh pemerintah, Bulog berusaha untuk melakukan pengadaan gula di dalam negeri. Direktur Perencanaan dan Pengembangan Usaha Perum Bulog, Rito Angky Pratomo menuturkan, hingga saat ini perusahaan baru membeli gula dari satu perusahaan yakni RNI. "Sudah membeli 12.000 ton," jelasnya kepada KONTAN.
Ia menambahkan, meski harga gula yang ditawarkan lumayan tinggi namun Bulog memutuskan untuk membeli gula dari RNI lantaran harga yang ditawarkan relatif lebih murah ketimbang harga gula dari produsen gula lainnya. Menurut Rito, Bulog membeli gula RNI dengan harga sekitar Rp 8.600 per kilogram (kg).
Rito bilang, Bulog sedang melakukan surat menyurat dengan pemerintah untuk penugasan impor gula. "Impor belum dilakukan, tapi kami sudah lakukan surat-menyurat," imbuhnya. Sayangnya, Direktur Utama Bulog Sutarto Alimoeso tidak mau menanggapi pertanyaan KONTAN seputar impor gula ini.
Jika dihitung dari pengadaan gula yang sudah direalisasikan Bulog, sisa penugasan pengadaan gula yang ditugaskan ke Bulog sekitar 338.000 ton. Jumlah ini yang mungkin akan dipenuhi dengan impor.
Sebelumnya Sutarto bilang, pengadaan gula dari domestik memang tidak mudah karena Bulog harus bersaing dengan pembeli swasta atau pedagang yang sudah menjadi pelanggan dalam lelang yang digelar produsen gula. Jika ingin mendapat gula dari lokal, kala itu Sutarto pernah meminta agar Bulog diberi keistimewaan dalam lelang, misalnya dengan mendapat porsi tertentu dalam lelang.
Bila pemerintah memutuskan impor gula untuk memenuhi kebutuhan gula nasional, impor gula juga harus direalisasikan tepat waktu. Jangan sampai impor dilakukan setelah harga gula naik. Data Kemdag, harga rata-rata gula nasional di akhir pekan lalu (14/3) di posisi Rp 11.461 per kg, turun dari harga tertinggi di awal Maret (4/3) sebesar Rp 11.510 per kg.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News