Reporter: Amalia Nur Fitri | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. McEasy, startup penyedia solusi digital berbasis internet dan GPS, optimistis dapat membantu mitranya meningkatkan efisiensi layanan logistik untuk mengantisipasi lonjakan pada momen puasa dan Idul Fitri.
Volume pengiriman barang, termasuk pengiriman komoditas pangan dan makanan, biasanya meningkat selama Ramadan dan mencapai puncak pada masa Lebaran.
Hasanuddin Yasni, Ketua Umum Asosiasi Rantai Pendingin Indonesia (ARPI) menyatakan, berdasarkan data tahun 2021, pengiriman makanan yang membutuhkan kontrol temperatur, termasuk frozen food, biasanya berkisar 40.000 order per hari untuk area Jabodetabek dan 100.000 order per hari untuk wilayah Indonesia.
Baca Juga: McEasy Bantu Mitra Antisipasi Lonjakan Pengiriman Selama Ramadan dan Lebaran
“Ketika mendekati momen tertentu, seperti Lebaran, pengiriman makanan naik hingga 1,5xlipat untuk area Jabodetabek menjadi sekitar 60.000 order per hari dan mencapai 140.000 order untuk seluruh wilayah Indonesia. Pelaku industri harus strategis dalam melakukan perencanaan logistik untuk mengantisipasi lonjakan pada momen ini," lanjutHasanuddin, dalam keterangan yang diterima Kontan, Kamis (10/3).
McEasy mengembangkan sebuah Transportation Management System (TMS) yang dapat membantu para pelaku logistik untuk meningkatkan produktivitas armada menjelang momen puncak ini.
Salah satu manfaat yang mitra rasakan lewat penggunaan Transportation Management System McEasy adalah melimpahnya data yang dapat diolah lagi dan membantu perencanaan logistik.
"TMS dapat menghasilkan analisa apakah formasi dan skala armada sudah optimal atau perlu dilakukan penyesuaian kembali guna mengantisipasi lonjakan Ramadan dan Lebaran. Perencanaan yang matang dapat meningkatkan efektivitas pengiriman dan menghemat biayaoperasional hingga 30%,” ujar Raymond Sutjiono, Co-Founder, McEasy.
McEasy adalah startup manajemen dan pelacakan logistik pintar yang menyediakan solusi digital berbasis SaaS (software-as-a-service).
Perusahaan yang mendapatkan putaran pendanaan awal senilai Rp 22 miliar (USD 1,5 juta) dari East Ventures ini mengalami per forma bisnis yang meningkat tajam setahun belakangan.
Baca Juga: McEasy Tawarkan Inovasi Digital Pada Bidang Logistik
Jumlah kendaraan (fleet) yang telah terintegrasi terhadap sistem McEasy bertambah hingga 30x lipat dan jumlah mitra tumbuh hingga 10x lipat sejak triwulan III 2020.
Transportation Management System yang dikembangkan McEasy adalah sebuah software cerdas terintegrasi untuk menganalisa proses pengiriman barang yang efisien dan terpadu.
Software ini berguna bagi penyedia jasa logistik, termasuk bus penumpang, jasa pengiriman barang hingga refrigerated vehicles untuk pengiriman komoditi dengan temperatur tertentu seperti farmasi, daging, makanan laut, produk susu dan frozen food.
Bisnis frozen food di tingkat UMKM adalah salah satu penyumbang keuntungan terbesar bagi bisnis rantai pendingin atau cold chain. Nilai pasar frozen food dapat mencapai Rp 200 triliun pada tahun 2025.
“Indonesia bahkan diprediksi menjadi pusat distribusi pangan dan farmasi bagi negara ASEAN pada tahun 2025. Untuk itu, Indonesia butuh infrastruktur rantai pendingin yang terintegrasi, terotomasi dan affordable. Sayangnya, pengelolaan bisnis pada industri rantai pendingin membutuhkan biaya yang tinggi. Untuk menekan biaya operasional, dibutuhkan digitalisasi dan kolaborasi. Asosiasi Rantai Pendingin Indonesia tengah berkolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk McEasy, untuk menghasilkan platform logistik cold chain yang dapat terutilisasi dengan baik dan terjangkau oleh UMKM,” ujar Hasanuddin.
Baca Juga: McEasy meraih pendanaan Rp 22 miliar dari East Ventures
Raymond menambahkan, bergabungnya McEasy menjadi keluarga besar Asosiasi Rantai Pendingin Indonesia adalah wujud komitmennya untuk turut mendigitalisasi logistik dan industri rantai pendingin Indonesia.
Ke depannya, ia berharap dapat menghasilkan inovasi teknologi untuk membantu digitalisasi jaringan logistik rantai pendingin dari hulu ke hilir,” pungkas Raymond.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News