kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Jokowi: Pemerintah Indonesia Tidak Gentar Jika Kalah Gugatan di WTO


Jumat, 09 September 2022 / 15:25 WIB
Jokowi: Pemerintah Indonesia Tidak Gentar Jika Kalah Gugatan di WTO
ILUSTRASI. Simpan sumber daya nikel dan mampu kembangkan smelter, Pemerintah Indonesia tidak gentar jika kalah gugatan di WTO


Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan bahwa Indonesia kemungkinan kalah atas gugatan Uni Eropa di World Trade Organization (WTO). Gugatan ini muncul atas sikap Indonesia melarang ekspor nikel mentah pada 2020. 

“Tidak perlu takut stop ekspor nikel. Kelihatannya kita juga kalah di WTO, tetapi industri kita akhirnya sudah. Jadi kenapa takut?,” kata Jokowi dalam acara Sarasehan 100 Ekonom Indonesia, Rabu (7/9). 

Meskipun kalah, Jokowi bilang, dengan adanya pelarangan ekspor nikel diharapkan dapat memperbaiki tata kelola dan nilai tambah nikel di dalam negeri. 

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif mengatakan, soal gugatan yang masih berproses di WTO kita harus berupaya maksimal karena ini masih dalam proses. 

Baca Juga: Ini Penyebab Tiga Gubernur Ajukan Penolakan Perpanjangan Izin Vale Indonesia (INCO)

Perihal dampak ke pengembangan hilirisasi nikel jika ternyata Indonesia kalah atas gugatan tersebut, Arifin tidak terlalu khawatir lantaran Indonesia memiliki sumber daya nikelnya serta dapat membangun sendiri fasilitas pengolahan nikel. 

“Nah ini kan ya gimana, ya ada yang punya kepentingan gak punya bahan. Niat kita kan bahan ini kita olah. Nanti olahan itu kita kasih yang perlu masa mau minta mentahnya,” jelasnya saat ditemui di Kementerian ESDM, Jumat (9/9).

Arifin menyatakan, smelter bisa dibangun sendiri dan bisa mengembangkan teknologi yang sudah ada. Perihal opsi menaikkan pajak ekspor untuk bijih nikel, Arifin mengungkapkan, hal tersebut merupakan salah satu langkah yang bisa ditempuh. 

“Tetapi impact-nya akan bolak balik, namun memang harus kita lawan,” terangnya. 

Sebelumnya, Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal, Bahlil Lahadalia menyampaikan jika Indonesia kalah atas gugatan Uni Eropa di WTO, tidak ada masalah bagi smelter di dalam negeri. 

Indonesia akan membuat aturan baru untuk tetap mendorong pengembangan hilirisasi yang maksimal di Indonesia. Bahlil bilang, banyak instrumen yang bisa digunakan. 

Baca Juga: Siapkan Dana US$ 2,1 Miliar, Vale Indonesia (INCO) Mulai Bangun Smelter Bahodopi

“Contoh katakanlah kalau ekspor kita naikkan pajak yang tinggi emang mereka mau bikin apa negara kita ga boleh diatur atur oleh negara lain. Kita harus berdaulat kita harus konsisten untuk program hilirisasi harus dijalankan,”ujarnya saat di DPR, Kamis (8/9). 

Bahlil menegaskan seharusnya semua negara saling menghargai kedaulatan, perencanaan pengembangan ekonomi masing-masing. 

“Tidak boleh lagi ada negara yang merasa hebat dibanding negara lain. Indonesia ke depan harus menjadi negara industrialisasi khususnya baterai mobil dan kendaraan listrik,” tegasnya. 

Sebagai informasi, Indonesia memiliki cadangan nikel terbesar di dunia, artinya Indonesia berperan penting dalam penyediaan bahan baku nikel dunia. Menurut data Badan Geologi di 2020, Indonesia menyimpan cadangan 72 juta ton Ni (termasuk Limonite) atau 52% dari cadangan dunia. 

Indonesia menyimpan 11,7 miliar ton cadangan bijih nikel dan 4,5 miliar ton cadangan. Adapun cadangan nikel ini sebagian besar 90% tersebar di Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Maluku Utara. 

Baca Juga: Investasi US$ 2,1 Miliar, Begini Detail Proyek Smelter Bahodopi Milik Vale Indonesia

Direktur Utama PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), Nico Kanter memastikan pihaknya akan tetap merealisasikan investasi masuk ke industri baterai kendaraan listrik. 

“Kita harus menunjukkan kita akan investasi dan masuk ke hilir, end product itu akan jadi legacy bagi Indonesia. Perusahaan komitmen itu, kenapa mesti terpengaruh dengan isu,” kata Nico. 

Dia menegaskan, pihaknya tetap mengejar supaya investasi smelter tetap jalan dan akan difinalisasi secara bertahap. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×