kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Jual anak usaha, Mitra Investindo dulang laba bersih Rp 17,52 miliar


Selasa, 04 September 2018 / 17:15 WIB
Jual anak usaha, Mitra Investindo dulang laba bersih Rp 17,52 miliar
ILUSTRASI. PT Mitra Investindo Tbk


Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Narita Indrastiti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sepanjang semester I 2018, PT Mitra Investindo Tbk mencatatkan penjualan sebesar Rp 15,97 miliar. Angka ini naik tipis 0,25% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Rp 15,93 miliar. 

Emiten berkode saham MITI ini juga dapat menekan beban penjualan sebesar 11,54% year on year (yoy) menjadi Rp 9,19 miliar dari tahun sebelumnya sebesar Rp 10,39 miliar.

Berdasarkan laporan keuangan MITI, perusahaan mencatatkan laba kotor sebesar Rp 6,78 miliar atau naik 22,38% dari periode yang sama tahun 2017 sebesar Rp 5,54 miliar.

Perusahaan juga mencatatkan laba yang diatribusikan pada pemilik entitas induk sebesar Rp 17,52 miliar. Padahal di tahun sebelumnya perusahan ini masih menorehkan rugi Rp 3,19 miliar. Kenaikan laba bersih ini didapat perusahaan dari pelepasan anak usaha sebesar Rp 18,99 miliar.

Sebagai informasi, pada 16 November 2015, perusahaan menandatangani perjanjian pengalihan segmen bisnis granit kepada PT Sanmas Mekar Abadi (SMA), pihak ketiga. 

“Bisnis granit sudah tidak ada mulai Januari 2018, mulai Februari pendapatan perusahaan benar-benar murni dari aset hulu, industri migas,” kata Direktur Independen PT Mitra Investindo Tbk, Diah Pertiwi Gandhi usai Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) di Bursa Efek Indonesia, Selasa (4/9).

Presiden Direktur MITI, Sugi Handoko menargetkan pada tahun ini perusahaan harus mencatatkan laba bersih. Sayangnya, ia tidak menyebutkan target laba bersih yang dibidik perusahaan.

Selain mengandalkan harga minyak dan dolar yang menguat, guna menambah laba sampai akhir tahun MITI juga melakukan efesiensi biaya. “Kita tetap melakukan efesiensi untuk antisipasi, kita kan enggak tahu harga naiknya sampai kapan,” pungkas Sugi.'

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×