Reporter: Filemon Agung | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) memastikan keputusan untuk Proyek Pipa Cirebon-Semarang (CISEM) bakal diambil pada Juli ini.
Anggota Komite BPH Migas Jugi Prajogio mengungkapkan dalam bulan ini diharapkan sudah ada keputusan apakah PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) akan diberikan hak khusus atau tidak. "Target Insya Allah di Juli ini sudah ada keputusan dari BPH Migas apakah layak diberi hak khusus atau tidak," kata Jugi kepada Kontan.co.id, Selasa (13/7).
Adapun, hak khusus ini diperlukan untuk mengurus izin sementara ke Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral.
Di sisi lain, Head of Corporate Communications BNBR Bayu Nimpuno mengungkapkan presentasi hasil kajian Feasibility Study (FS) dan Front End Engineering Design (FEED) untuk proyek pipa Cisem telah dilakukan pada Jumat (9/7) lalu. Sebelumnya, dokumen yang diperlukan telah diserahkan pada 14 Juni 2021.
"Bersama dokumen-dokumen tersebut, kami juga telah menyampaikan dokumen PPG (Perjanjian Pengangkutan Gas), kepada BPH Migas. Selanjutnya ya kami akan terus mengikuti arahan berikutnya dari BPH Migas," kata Bayu ketika dihubungi Kontan.co.id, Selasa (13/7).
Sementara itu, PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) mengakui sudah ada koordinasi dengan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) soal kemungkinan menggarap Proyek Pipa Cirebon-Semarang (Cisem).
Baca Juga: PGN sudah koordinasi dengan Kementerian ESDM untuk garap proyek pipa Cirebon-Semarang
Direktur Strategi dan Pengembangan Bisnis PGN Heru Setiawan mengungkapkan upaya ini juga sebagai langkah pemenuhan gas untuk sejumlah kawasan industri di Jawa Tengah. Nantinya, dengan pembangunan jaringan pipa atau transmisi ini diharapkan bisa memenuhi kebutuhan suplai untuk Kawasan Industri Batang.
"Kita sudah kordinasi dengan Kementerian ESDM sehingga nanti ada suplai ke Batang melalui jaringan Semarang. Nanti dilanjutkan antara Batang ke Cirebon," ujar Heru dalam gelaran acara Investor Daily Summit 2021, Selasa (13/7).
Disisi lain, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengungkapkan kebutuhan gas untuk wilayah Jawa Tengah memang masih kurang. "Faktanya Jateng memang agak short posisi gasnya dan saya kira perlu digas sehingga gasifikasi untuk industri bisa jalan kalau tidak mahal sekali," kata Ganjar dalam kesempatan yang sama.
Ganjar pun mendukung jika nantinya pembangunan ruas pipa Cisem menggunakan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN). Hal ini mengingat pembangunan ruas pipa yang sudah mandek cukup lama.
"Panjang sekali (prosesnya) terakhir keputusannya akan dibuat dengan APBN, saya sepakat umpama bisa dibiayai oleh APBN dan saya sepakat umpama bisa speed up untuk Semarang-Batang itu cukup bisa membantu. Namun betul, menurut saya Cisem perlu didorong," kata Ganjar.
Menanggapi kondisi ini, Jugi mengungkapkan jika pembangunan PGN dilakukan untuk ruas distribusi di kawasan industri seperti Kendal dan Batang maka hal tersebut bukan masalah. Pasalnya, hal ini pun dinilai sesuai dengan Permen ESDM Nomor 4 Tahun 2018 tentang Pengusahaan Gas Bumi Pada Kegiatan Usaha Hilir Minyak Dan Gas Bumi.
Kendati demikian, pembangunan juga baru dapat dilakukan sepanjang pengajuan jaringan pipa distribusi oleh PGN mendapatkan pertimbangan dari BPH Migas dan izin dari Kementerian ESDM. Jugi memastikan untuk ruas transmisi kini telah diputuskan BPH Migas untuk dilanjutkan oleh BNBR.
"Untuk ruas transmisi, sesuai amanat Undang-Undang dan aturan turunannya maka ruas transmisi tetap menjadi domain BPH Migas," pungkas Jugi.
Selanjutnya: SKK Migas siapkan sejumlah strategi kejar target lifting tahun ini
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News