Reporter: Vatrischa Putri Nur | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Kemacetan yang terjadi imbas penambahan volume bongkar muat di pelabuhan New Priok Container Terminal (NCPT) 1 pada Kamis (17/4), menyebabkan kerugian bagi pengusaha.
Ketua Umum Kadin DKI Jakarta, Diana Dewi memperkirakan kerugian yang harus oleh para pelaku usaha imbas kemacetan di Tanjung Priok pekan lalu bisa mencapai Rp 120 miliar dalam dua hari.
“Diperkirakan secara nominal kerugian mencapai ratusan miliar rupiah. Kalau dihitung, kerugian trucking dari jumlah 4.000 unit yang beroperasi akan kehilangan pendapatan minimal Rp1,5 juta per trip. Jadi total sekitar Rp 120 miliar dalam dua hari,” terang Dewi kepada Kontan, Minggu (20/4).
Baca Juga: Kemacetan Tanjung Priok Parah, MTI: Jangan Hanya Andalkan Jalan Raya
Perkiraan kerugian ini disebabkan oleh berbagai dampak, mulai dari biaya operasional/biaya logistik yang meningkat, penurunan produktivitas, terganggunya rantai pasokan, menggerus profit perusahaan, dan bahkan dapat menyebabkan hilangnya pendapatan bagi pengusaha.
Pun kerugian bagi pabrikan mencapai puluhan miliar rupiah akibat terganggunya produksi dan pengiriman barang yang tidak tepat waktu. Belum lagi kerugian lingkungan akibat polusi udara yang dihasilkan oleh ribuan kendaraan yang terjebak macet.
Asal tahu saja, normalnya arus kontainer di NCPT 1 maksimal 2.500 per hari, namun saat itu arus kontainer mencapai 4.200 kontainer.
Agar kemacetan di kawasan Pelabuhan Tanjung Priok tak berulang kembali, Dewi memberikan beberapa saran yang dapat dipertimbangkan bagi stakeholder.
Misalnya, perlu adanya peningkatan kapasitas pelabuhan dengan menambah fasilitas dan infrastruktur pendukung, seperti lapangan kontainer dan crane.
Kedua, bisa juga mengoptimalkan penggunaan teknologi seperti sistem manajemen pelabuhan dan aplikasi pelacakan kontainer.
Ketiga, meningkatkan koordinasi antara pihak-pihak terkait, seperti Pelindo, kepolisian, dan perusahaan logistik, untuk mengoptimalkan penggunaan sumber daya dan mengurangi kemacetan.
Baca Juga: Ini Penyebab Kemacetan Panjang di Kawasan Tanjung Priok
“Sehingga masalah ini tentu tidak bisa diselesaikan oleh Pelindo saja. Keterlibatan para pelaku usaha, mulai dari jasa clearance di pelabuhan jasa pelayaran, badan karantina, juga pihak bea cukai. Demikian juga penyedia trucking harus juga di atur dengan cara berkeadilan,” tambahnya.
Selain itu, penggunaan transportasi multimoda ditingkatkan seperti kereta api dan kapal, untuk mengurangi ketergantungan pada transportasi darat dan mengurangi kemacetan.
Kemudian, pengoptimalan jam operasional pelabuhan dan perusahaan logistik untuk mengurangi puncak kemacetan dan meningkatkan efisiensi.
Terakhir, Dewi juga menyoroti perlunya pemaksimalan Cikarang Dry Port.
“Tak kalah pentingnya juga memaksimalkan operasionalisasi Cikarang Dry Port, yang selama ini belum sepenuhnya dilakukan,” pungkasnya.
Selanjutnya: Panduan Menata Keuangan Setelah Hari Raya Idul Fitri ala Bank Neo
Menarik Dibaca: Panduan Menata Keuangan Setelah Hari Raya Idul Fitri ala Bank Neo
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News