kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45867,20   12,42   1.45%
  • EMAS1.357.000 -1,02%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kalbe Farma (KLBF) Luncurkan Produk Serplulimab Untuk Penderita Kanker Paru-Paru


Sabtu, 09 Maret 2024 / 17:31 WIB
Kalbe Farma (KLBF) Luncurkan Produk Serplulimab Untuk Penderita Kanker Paru-Paru
ILUSTRASI. Tablet obat produksi Kalbe Farma.?Kalbe Farma (KLBF) meluncurkan obat Serplulimab untuk para penderita kanker paru-paru.


Reporter: Sabrina Rhamadanty | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) melalui anak usahanya, PT Kalbe Genexine Biologics (KGbio) dan PT Global Onkolab Farma (GOF) meluncurkan obat Serplulimab untuk para penderita kanker paru-paru. 

Serplulimab merupakan produk imunoterapi inovatif dan dikombinasikan dengan kemoterapi untuk pengobatan lini pertama kanker paru-paru sel kecil stadium ekstensif atawa extensive stage small cell lung cancer (ES-SCLC). Dengan dirilisnya Serplulimab, Kalbe tercatat sebagai perusahaan farmasi dalam negeri pertama dan satu-satunya yang memasarkan produk jenis imunoterapi inovatif.

Serplulimab yang merupakan hasil kolaborasi dengan Shanghai Henlius Biotech Inc. Peluncuran yang dilakukan pada Sabtu (9/3) ini adalah langkah lanjutan Kalbe setelah mendapatkan izin edar di Indonesia dari BPOM RI pada Desember 2023 lalu. 

“Ketersediaan Serplulimab merupakan bukti komitmen Kalbe dalam memperluas akses layanan kesehatan bagi pasien kanker paru. Langkah ini juga merupakan inisiatif keberlanjutan kami dalam mendukung terciptanya ekosistem kesehatan yang terintegrasi bersama seperti rumah sakit, tenaga kesehatan profesional, asosiasi profesi kesehatan, pasien, dan para pemangku kewenangan terkait,” ujar Sie Djohan, Presiden Direktur KGbio sekaligus Direktur Kalbe dalam siaran pers, Sabtu (9/3).

Baca Juga: Emiten Farmasi Gencar Rilis Produk Baru Tahun Ini, Cermati Rekomendasi Analis

Dia menambahkan, kanker merupakan salah satu masalah kesehatan terbesar di Indonesia dan menjadi penyebab kematian tertinggi kedua setelah penyakit kardiovaskuler. Setiap tahunnya, menurut data GLOBOCAN 2022, terdapat sekitar 408 ribu kasus baru kanker dengan angka mortalitas sebanyak 243 ribu.

Dr. dr. Tubagus Djumhana Atmakusuma, SpPD-KHOM, Ketua Perhimpunan Dokter Hematologi Onkologi Medik Penyakit Dalam Indonesia (PERHOMPEDIN) dalam kesempatan yang sama menambahkan lebih khusus, kanker paru-paru berada di urutan ketiga penderita terbanyak, di mana lebih dari 50% pasien yang terdiagnosis dengan kanker paru memiliki angka kematian dalam rentang waktu satu tahun setelah terdiagnosis dan angka harapan hidupnya hanya sebesar 17,8%.

“Oleh karena itu, penatalaksanaan kasus kanker paru memerlukan pendekatan komprehensif. Mulai dari tindakan promotif dan preventif seperti program edukasi dan kesadaran kanker paru, program menghindari asap rokok, skrining, dan deteksi dini kanker paru, hingga tindakan kuratif melalui metode precision medicine atau dalam hal ini pengobatan imunoterapi,” papar Dr. dr. Tubagus Djumhana Atmakusuma. 

Kanker paru-paru sering kali terdiagnosis di rumah sakit pada stadium lanjut ketika pilihan pengobatan terbatas. Demikian pula dengan kanker paru-paru sel kecil. Khusus SCLC atau kanker paru-paru sel kecil, kasusnya terjadi sebanyak 14% dari keseluruhan kasus kanker paru. Sebanyak 250 ribu pasien didiagnosis penyakit ini dan hingga 80% urung terselamatkan.  

“Upaya pengobatan kerap terlambat dilakukan sehingga tingkat kesembuhannya juga tergolong rendah karena jenis keganasannya yang bersifat agresif dan sulit terdeteksi sejak dini,” tambahnya.

Baca Juga: Kalbe Farma (KLBF) Targetkan Pendapatan Naik Hingga 7% di Tahun 2024

Dr. dr. Andhika Rachman, SpPD-KHOM., selaku Dokter Konsultan Hematologi Onkologi RS Cipto Mangunkusumo turut menambahkan sejatinya terapi kanker banyak ragamnya, misalnya kemoterapi, radiasi, pembedahan, hingga yang terbaru seperti imunoterapi. 

“Pengobatan imunoterapi dapat bekerja melalui merangsang sistem kekebalan tubuh manusia untuk menyerang sel kanker atau memberi tubuh penderita kanker komponen sistem kekebalan yang diperlukan untuk membantu membunuh sel kanker. Berdasarkan pengalaman dan data klinis yang sudah dipublikasikan, penggunaan obat imunoterapi seperti Serplulimab bisa menjadi pilihan dalam penatalaksanaan kasus kanker paru-paru sel kecil stadium ekstensif,” papar Dr. dr. Andhika Rachman. 

Inisiatif Kalbe secara berkelanjutan untuk mendukung tata laksana kanker diperkuat dengan kehadiran ONE Onco selaku ekosistem kesehatan yang terintegrasi. Liliana Susilowati selaku President Director GOF menjelaskan, melalui ONE Onco pasien dapat menerima solusi kesehatan yang lebih komprehensif. 

“Mulai dari terapi pengobatan, deteksi dini, direktori layanan, konsultasi online, belanja sehat serta terapi suportif seperti nutrisi. Oleh karena itu, kami menyambut baik ketersediaan inovasi imunoterapi Serplulimab demi membuka akses pengobatan yang lebih luas bagi penderita kanker paru di Indonesia,” kata Liliana. 

Ke depannya, Kalbe, KGbio, dan Henlius akan memperluas lisensi eksklusif pengembangan dan komersialisasi produk ini di Asia Tenggara, Timur Tengah, dan Afrika Utara. 

“Melalui kemitraan strategis ini, kami akan berupaya memanfaatkan sumber daya dan keunggulan masing-masing untuk mempromosikan dan mengomersialisasikan Serplulimab untuk membuka akses obat inovatif ini bagi para pasien di negara-negara tersebut,” tutup Sie Djohan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×