Reporter: Kenia Intan | Editor: Adi Wikanto
KONTAN.CO.ID - Jakarta. Perusahaan obat milik pemerintah, PT Kalbe Farma Tbk akan memproduksi obat virus corona / COVID-19. Ada dua obat virus corona / COVID-19 yang menggunakan bahan-bahan herbal.
Kedua obat itu akan mengikuti uji klinik yang dikoordinasikan oleh konsorsium Covid-19 Ristek/BRIN sebelum diproduksi secara masal.
Pelaksanaan Uji Klinik dimulai tanggal 8 Juni 2020 dan diperkirakan akan selesai di Agustus 2020.
Obat virus corona tersebut adalah obat herbal biodiversitas Indonesia sebagai produk imunomodulator herbal dalam penanganan pasien COVID-19.
Baca juga: Tips mencegah tagihan listrik tidak kembali melonjak
Dua obat virus corona dari Kalbe Farma ini berbahan dasar Cordyceps militaris dan kombinasi ekstrak yang terbuat dari ekstrak jahe merah, meniran, sambiloto dan sembung.
Kalbe telah memiliki produk berbasis bahan baku jamur Cordyceps militaris. Proses kultur jaringan, ekstraksi sampai dengan pembuatan produk berbasis jamur Cordyceps militaris dilakukan di Indonesia.
Jamur Cordyceps dipercaya dapat menjaga sistem kekebalan tubuh dan mengobati gangguan pernapasan. Sebagai tanaman obat tradisional, Cordyceps mengandung banyak nutrisi, seperti protein, asam amino esensial, peptida, vitamin (B1, B2, B12, E, K), asam lemak, dan mineral serta zat aktif cordycepin dan adenosine.
Produk lain yang diujikan dalam uji klinis itu berasal dari kombinasi herbal yang berbahan dasar ekstrak jahe merah, meniran, sambiloto dan sembung. Bahan-bahan herbal alami Indonesia itu yang telah dipercaya mampu menjaga daya tahan tubuh tubuh.
Baca juga: Harga mobil bekas Toyota Kijang Innova diesel Juni 2020 murah
“Kami melakukan kajian literatur terhadap produk herbal unggulan yang memiliki efektifitas, keamanan, dan memiliki nilai konten lokal serta ketersediaan bahan baku,” ujar Sie Djohan, Direktur PT Kalbe Farma Tbk dalam keterbukaan indormasi yang diterima, Kamis (11/6).
Diharapkan, produk herbal itu bisa dirasakan manfaatnya oleh masyarakat dalam membantu memperkuat imunitas tubuh dan bermanfaat untuk dapat tetap produktif di saat new normal.
Uji klinik merupakan kerjasama Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Kalbe, Universitas Gadjah Mada (UGM) dan Perkumpulan Dokter Pengembang Obat Tradisional dan Jamu Indonesia (PDPOTJI). ). LIPI sebagai koordinator uji klinik obat Herbal Indonesia juga bekerja sama dengan Badan Nasional Penganggulangan Bencana (BNPB) dan Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) untuk melaksanakan uji klinik di Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet dengan didukung oleh Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Puskes TNI dan Litbangkes Kemenkes.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News