Reporter: Filemon Agung | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah merestui izin ekspor konsentrat tembaga untuk PT Freeport Indonesia dan PT Amman Mineral Nusa Tenggara Tbk (AMNT).
Menteri ESDM Arifin Tasrif mengatakan total kuota volume ekspor yang diberikan untuk kedua perusahaan pada periode Juni-Desember 2024 menyesuaikan dengan kapasitas produksi yang ada.
Baca Juga: Smelter Freeport di Gresik Siap Beroperasi
Prioritas produksi pun diutamakan untuk memenuhi kebutuhan fasilitas pemurnian dan pengolahan yang dimiliki.
"Dari produksi setahun, berapa banyak dia bisa menyerap (untuk smelter). Sisanya untuk pasar ekspor," kata Arifin di Gedung DPR RI, Rabu (19/6).
Kebijakan izin ekspor ini tertuang dalam Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Nomor 6 tahun 2024 tentang Penyelesaian Pembangunan Fasilitas Pemurnian Mineral Logam di Dalam Negeri.
Beleid tersebut ditetapkan oleh Menteri ESDM Arifin Tasrif pada 29 Mei 2024 dan berlaku efektif per 1 Juni 2024.
Baca Juga: Freeport Mulai Pasok Konsentrat Tembaga ke Smelter Manyar di Gresik
Arifin menegaskan, fasilitas smelter kedua perusahaan harus tuntas pada akhir 2024 sesuai target yang ditetapkan.
Jika tidak, maka kedua perusahaan akan dikenakan hitungan perpajakan berupa pengeaan bea ekspor.
"Kalau akhir tahun enggak kelar juga, kita kenakan perpajakan lagi," jelas Arifin.
Asal tahu saja, Proyek smelter tembaga PT Amman Mineral Industri (AMIN), anak perusahaan dari PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMAN), yang berlokasi di Kabupaten Sumbawa Barat (KSB), Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) telah memasuki tahap komisioning pada akhir Mei 2024.
Hasil verifikasi laporan kemajuan fisik smelter yang dilakukan oleh pihak independen, menyimpulkan bahwa kemajuan pembangunan hingga 30 April 2024 telah mencapai 92,301%.
Verifikasi kemajuan fisik smelter hingga akhir Mei 2024 akan dilakukan pada bulan Juni.
Rencananya, konsentrat tembaga akan mulai masuk ke fasilitas smelter untuk menghasilkan katoda tembaga gelombang pertama pada paruh kedua tahun 2024.
Baca Juga: Dua Wilayah Ini Dipertimbangkan Jadi Lokasi Pembangunan Smelter Freeport di Papua
Sementara itu, smelter tembaga PT Freeport Indonesia telah memulai pengiriman perdana konsentrat tembaga dari Pelabuhan Amamapare, Kabupaten Mimika, Provinsi Papua Tengah menuju smelter PTFI di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), Java Integrated Industrial and Port Estate (JIIPE), Gresik, Provinsi Jawa Timur yang mulai beroperasi Juni 2024.
“Smelter PTFI di Gresik sudah siap beroperasi sehingga kami memulai pengiriman perdana konsentrat tembaga. Ini adalah momen penting bagi PTFI dan Indonesia,” kata Presiden Direktur PTFI, Tony Wenas dalam keterangan resmi, Jumat (14/6).
Menurut Tony, pengiriman perdana konsentrat ini merupakan momen penting bagi PTFI dan juga bagi Indonesia dimana seluruh konsentrat tembaga ini akan dimurnikan di dalam negeri. Ini merupakan upaya hilirisasi sebagai pijakan menuju Indonesia maju.
Tony menjelaskan konsentrat tembaga tersebut diperkirakan tiba di Pelabuhan Smelter PTFI di Kawasan Ekonomi Khusus JIIPE, Gresik pada 22 Juni mendatang.
Setelah tiba di pelabuhan, konsentrat akan ditempatkan dalam Concentrate Barn sebelum diproses lebih lanjut nantinya pada saat masuk tahapan produksi di Flash Smelting Furnace (FSF).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News