kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45927,64   6,18   0.67%
  • EMAS1.325.000 -1,34%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kantongi Rp 300 miliar, Acset (ACST) selektif cari kontrak baru di sisa tahun 2021


Kamis, 07 Oktober 2021 / 18:36 WIB
Kantongi Rp 300 miliar, Acset (ACST) selektif cari kontrak baru di sisa tahun 2021
ILUSTRASI. Gedung yang dibangun Acset Indonusa (ACST)


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Acset Indonusa Tbk (ACST) mengantongi kontrak baru sebesar Rp 300 miliar hingga kuartal ketiga 2021. Emiten jasa konstruksi member Astra Group ini masih akan selektif membidik kontrak-kontrak baru hingga penghujung tahun nanti.

Sekretaris Perusahaan ACST Maria Cesilia Hapsari menjelaskan, kontrak baru yang diraih hingga Q3-2021 didapat dari proyek-proyek dalam bidang pondasi, struktur dan infrastruktur. Mayoritas kontrak berasal dari swasta dengan porsi lebih dari 80%.

Kontrak terbesar yang sedang dikerjakan adalah proyek PLTM Besai Kemu dengan nilai sekitar Rp 120 miliar. Maria bilang, capaian kontrak baru per kuartal ketiga sebesar Rp 300 miliar itu sudah melampaui realisasi kontrak baru yang dibukukan ACST pada tahun 2020, yang hanya Rp 289 miliar.

Jika dibandingkan dengan kuartal III-2020, ACST berhasil mencatatkan pertumbuhan kontrak baru sekitar 5%.

Baca Juga: Sampai pertengahan September 2021, Acset (ACST) bukukan kontrak baru Rp 300 miliar

"Tentunya kami masih berusaha untuk mendapatkan proyek baru hingga akhir tahun 2021. ACST akan berupaya mendapatkan proyek-proyek baru secara selektif dan memastikan bahwa proyek tersebut sesuai dengan kemampuan dan kapasitas ACST," kata Maria saat dihubungi Kontan.co.id, Kamis (7/10).

Maria belum bisa membeberkan detail tender apa saja yang sedang diikuti. Yang pasti, ACST masih fokus pada sektor struktur, infrastruktur dan fondasi, dengan sub-sektor infrastruktur yang menjadi fokus adalah jalan tol (landed maupun elevated), pelabuhan, pembangkit listrik dan bandara.

Dia menegaskan, ACST secara hati-hati memilih proyek dengan menganalisis mana yang akan membawa lebih banyak pengembangan kompetensi, nilai tambah bagi pemangku kepentingan ACST, serta mana yang datang dengan klien/mitra yang tepat. "Kami menerapkan analisa Know Your Customer (KYC) yang menyeluruh sebelum kami memutuskan untuk mengikuti satu tender," ujarnya.

Menurut Maria, kompetisi di sektor infrastruktur semakin ketat di tengah penurunan pasar akibat pandemi. Apalagi beberapa budget pemerintah dialihkan untuk menangani Covid-19. Meski begitu, ACST optimistis pertumbuhan sektor infrastruktur akan tetap terjaga ke depannya.

Pemerintah sendiri terus meningkatkan keterlibatan swasta dalam pembangunan infrastruktur, sehingga tidak terlalu bergantung terhadap budget pemerintah. ACST melihat beberapa investor yang akan masuk untuk membiayai proyek infrastruktur akan menjadi angin segar dalam menggerakkan sektor infrastruktur dan perekonomian.

"Walaupun budget pemerintah turun, kami masih melihat ada potensi yang bisa kami ambil dari private, atau memanfaatkan value chain dari Grup Astra juga," ungkap Maria.

Untuk dapat menunjang kinerjanya, ACST telah menggelontorkan belanja modal (capex) dalam kisaran Rp 8 miliar - Rp 10 miliar. Capex ini dialokasikan untuk menambah dan mengganti alat produksi yang sudah habis masa pakainya.

 

Maria menyebut, capex ACST di tahun ini akan disesuaikan dengan proyek yang sedang dikerjakan atau sesuai kebutuhan proyek baru.

Sebab dalam Group Acset sendiri, ada value chain yang saling melengkapi melalui anak perusahaan yang bergerak di bidang rental alat berat, jasa formwork/bekisting, rental passenger hoist dan tower crane, maupun entitas asosiasi yang menyediakan jasa concrete pumping.

"Belakangan ini kami belum banyak spending karena ACSET masih mengoptimalkan utilisasi aset yang sudah kami investasikan dalam 2 tahun ke belakang. Kami akan selalu kaji kebutuhan Capex, apakah perlu untuk investasi kembali atau bisa memaksimalkan utilisasi aset yang sudah ada," pungkas Maria.

Baca Juga: Begini hitungan PLN soal dampak PLTS Atap ke pendapatan dan BPP

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×