Reporter: Dimas Andi | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Kapuas Prima Coal Tbk (ZINC) berharap masih mampu menjaga sekaligus meningkatkan level produksi produk-produk mineralnya hingga akhir tahun nanti.
Sebagai informasi, pada kuartal II-2020, ZINC mampu memproduksi konsentrat timbal sebesar 5.741 ton atau turun 8,04% (yoy) dibandingkan realisasi produksi di kuartal II-2019 sebesar 6.243 ton.
ZINC juga mampu memproduksi konsentrat seng sebesar 19.238 ton di kuartal II-2020 atau tumbuh 10,85% (yoy) dibandingkan hasil produksi di kuartal yang sama tahun lalu sebesar 17.354 ton.
Baca Juga: Begini perkembangan proyek smelter timbal dan seng Kapuas Prima Coal (ZINC)
Adapun produksi perak ZINC di kuartal II-2020 tercatat sebesar 427 ton atau turun 30,56% (yoy) dibandingkan produksi perak di kuartal II-2019 sebesar 615 ton.
Dari hasil seluruh produksi tersebut, ZINC mencatatkan penjualan ekspor sebesar Rp 301,40 miliar di kuartal II-2020. Jumlah ini turun 30,35% (yoy) dibandingkan penjualan ekspor di kuartal II-2019 sebesar Rp 432,74 miliar.
Direktur Kapuas Prima Coal Hendra Susanto William menyebut, hasil produksi di kuartal kedua lalu sangat dipengaruhi oleh pembatasan operasional dan transportasi akibat dampak pandemi Covid-19. Kendati begitu, pihaknya tetap mengupayakan target produksi sama dengan realisasi di tahun lalu.
Untuk itu, ZINC berusaha terus menjaga sterilisasi lokasi tambang dari dampak Covid-19 agar aktivitas operasional tambang bisa berjalan normal tanpa gangguan. “Kami juga terus menjaga efisiensi dari biaya produksi,” tambah dia kepada Kontan.co.id, Selasa (25/8).
Asal tahu saja, di tahun lalu ZINC memproduksi konsentrat timbal sebesar 16.876 ton, konsentrat seng sebesar 16.876 ton, dan perak sebesar 1.428 ton. Dengan hasil tersebut, penjualan ekspor ZINC mencapai Rp 885,11 miliar.
Hendra berujar, meski terjadi penurunan nilai penjualan ekspor per kuartal dua lalu, secara umum permintaan ekspor masih terjaga. Sejauh ini, ZINC masih menjadikan China sebagai negara tujuan ekspor utama produk-produk mineral perusahaan. Hal itu tak lepas lokasi smelter pemurnian yang paling dekat dari Indonesia ada di China.
Baca Juga: Kapuas Prima Coal (ZINC) fokus pacu produksi dan penyelesaian proyek smelter
“Selain itu, kami juga memiliki alternatif pasar ekspor seperti Korea dan Jepang,” imbuhnya.
Dia menekankan, ZINC akan fokus memperkuat nilai penjualan produk mineral yang mana hasil penjualan tersebut sangat tergantung dari pergerakan harga komoditas yang bersangkutan. Ia pun yakin, penjualan produk ZINC akan membaik di sisa tahun ini.
“Sebagai catatan, harga komoditas khususnya seng dan timbal sudah mulai membaik di pertengahan tahun ini,” ungkap Hendra.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News