kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.487.000   72.000   2,98%
  • USD/IDR 16.600   5,00   0,03%
  • IDX 8.175   86,45   1,07%
  • KOMPAS100 1.133   14,08   1,26%
  • LQ45 807   10,58   1,33%
  • ISSI 288   2,70   0,95%
  • IDX30 421   5,80   1,40%
  • IDXHIDIV20 477   7,03   1,50%
  • IDX80 125   1,34   1,08%
  • IDXV30 134   0,60   0,45%
  • IDXQ30 133   1,77   1,35%

Kata para pengamat perihal merger Gojek-Tokopedia menjadi GoTo


Senin, 17 Mei 2021 / 20:41 WIB
Kata para pengamat perihal merger Gojek-Tokopedia menjadi GoTo
ILUSTRASI. Gojek dan Tokopedia resmi mengumumkan pembentukan Grup GoTo


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Yudho Winarto

Dampak dari merger ini, sambung Huda, adalah semakin mengerucutkan persaingan di industri ekonomi digital Indonesia menjadi tiga poros. Ketiganya adalah Group GoTo, SEA Group, dan Grab-Ovo-Emtek.

Penguasaan pasar akan menjadi isu utama, sehingga pemain selain ketiga grup itu akan semakin sulit untuk masuk dan menjadi pesaing utama.

Baca Juga: Tokopedia-Gojek merger, OVO masih berkomitmen jadi metode pembayaran di Tokopedia

Apalagi, GoTo memiliki prospek yang cerah untuk meraih pendanaan lewat  bursa saham dengan Initial Oublic Offering (IPO).

"Jika GoTo sudah IPO maka praktis GoTo, SEA Group, dan Grab sudah mendapatkan pendanaan dari pasar yang akan semakin sulit dikejar oleh pesaingnya dalam hal pendanaan," tutur Huda.

Mengenai IPO, Doni Ismanto mengingatkan bahwa pemilihan lokasi bursa mesti dipertimbangkan. Menurutnya, berdasarkan startup yang sudah listing di Bursa Efek Indonesia (IDX), investor masih perlu penyesuaian untuk menerima model bisnis e-commerce atau on demand seperti Gojek dan Tokopedia.

"Saya rasa keduanya kalau IPO memilih bursa yang bisa menerima model bisnis mereka seperti di AS. Kalau di sana sudah terbiasa dengan model valuasi yang mereka tawarkan," pungkas Doni.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×