kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Keberadaan neraca komoditas nantinya harus jamin ketersediaan pasokan dalam negeri


Kamis, 19 Agustus 2021 / 15:50 WIB
Keberadaan neraca komoditas nantinya harus jamin ketersediaan pasokan dalam negeri
ILUSTRASI. Pedagang layani calon pembeli saat berbelanja kebutuhan pokok di pasar Gang Kancil, Jakarta, Senin (2/8/2021).


Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Wahana Masyarakat Tani dan Nelayan Indonesia (Wamti) menegaskan, keberadaan neraca komoditas yang saat ini sedang digodok oleh pemerintah harus menjadi jaminan ketersediaan dan kecukupan pasokan di dalam negeri. Neraca ini akan menjadi pegangan bersama seluruh pemangku kepentingan dalam pengambilan keputusan.

Presiden Wamti Agusdin Pulungan menegaskan, dalam skala makro terdapat lima hal yang harus diperkuat untuk memastikan neraca komoditas bisa efektif.

Pertama, jaminan ketersediaan pasokan di dalam negeri melalui peningkatan produksi. “Pemerintah harus bekerja keras untuk mendorong produksi bahan baku,” kata Agusdin dalam keterangannya, Kamis (19/8).

Dalam peningkatan produksi, instrumen yang bisa dipakai antara lain kelancaran infrastruktur listrik, jalan, dan lain sebagainya. Selain itu, faktor produksi pertanian seperti bibit, teknologi, dan ketersediaan air. Adapula dukungan pembiayaan produksi.

Baca Juga: Jamin ketersediaan bahan baku, pemerintah siapkan perpres tentang neraca komoditas

Kedua, rantai distribusi (supply chain) yang lancar dan efisien dari tingkat produksi sampai konsumen. Dengan begitu, komoditas yang diproduksi diterima konsumen tepat waktu dengan kualitas terjaga.

Selama ini produksi komoditas sering kali berlebih, namun tidak bisa sampai akibat ketidaklancaran atau suplai chain tidak efektif. “Simpul-simpul suplai chain itu yang mesti dievaluasi, dibenahi apakah sudah efisien dan efektif,” tegas Agusdin.

Ketiga, peningkatan daya beli (purchasing power) masyarakat. Daya beli ini dipercaya akan mendorong permintaan yang pada akhirnya meningkatkan produksi.

Keempat, pengendalian produk-produk yang berasal dari luar negeri, terutama komoditas dengan harga lebih murah yang berpotensi mengganggu harga yang ditetapkan produsen dalam negeri.



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×