Reporter: Sabrina Rhamadanty | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Praktisi sektor minyak dan gas (migas) Hadi Ismoyo mendorong agar pemerintah melakukan eksplorasi atas 68 cekungan (basin) di Indonesia yang memiliki potensi untuk menambah produksi migas dalam negeri.
Hal ini dinilai perlu dilakukan sebagai rencana jangka panjang, atas peningkatan kebutuhan migas, utamanya gas bumi untuk sektor Industri di Indonesia.
"Wajib hukumnya pemerintah melalui Pertamina untuk di dorong terus dalam eksplorasi new basin untuk mencari gas. Kita masih punya 68 new basin yg belum di-explore," ungkap Ismoyo kepada Kontan, Rabu (24/12/2025).
Adapun keputusan Kementerian ESDM untuk memangkas ekspor gas secara bertahap dalam jangka waktu beberapa tahun ke depan, memang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan gas dalam negeri, utamanya untuk gas industri terlebih dahulu.
"Gas tersebut prioritas utama memang untuk keperluan dalam negeri, dan jika surplus tetap bisa kita ekspor. Namun perlu diingat step from exploration to exploitation butuh 10 sampai 15 tahun baru on stream. Banyak tahapan yang harus dilalui dari sisi teknis dan commercial," jelasnya.
Baca Juga: Kepastian Pasokan Gas Bumi Jadi Penentu Hilirisasi Industri Nasional
Adapun, keputusan ini ungkap Ismoyo pasti akan berdampak pada penurunan devisa ekspor gas Indonesia serta kemungkinan penalty dari kontrak ekspor gas yang telah terjalin.
"Tentu berdampak pada devisa export, dan juga mungkin pinalty karena tidak ter-deliver (dikirim) sesuai volume kontrak," tambahnya.
Lebih efektif lagi jika pemerintah dalam paralel dengan target pembangunan infrastruktur gas secara masif, sehingga konektivitas antar kawasan dan industri pemakai gas bisa efesien.
Baca Juga: Kemenperin Sebut Ada Pasokan Gas Tambahan, Ini Permintaan dari Pelaku Industri
Sebelumnya, pada April 2025, SKK Migas sempat menyebut bahwa pemerintah akan melakukan penyesuaian alokasi ekspor gas ke Singapura guna memenuhi kebutuhan dalam negeri.
Kepala SKK Migas Djoko Siswanto mengatakan pemerintah akan mengurangi alokasi ekspor gas dari Sumatra dan mengalihkannya ke pasar domestik mulai Juni 2025.
Sementara itu, pemenuhan permintaan gas Singapura akan dioptimalkan dari pasokan gas Natuna.
"Sementara ini, kita masih mengupayakan pemenuhan LNG dari dalam negeri. Kita akan memaksimalkan realokasi ekspor gas pipa dari Natuna, sementara ekspor dari Sumatra ke Singapura kita kurangi untuk kebutuhan dalam negeri," kata Djoko.
Baca Juga: Penuhi Kebutuhan Gas Dalam Negeri, Alokasi Ekspor Gas Dialihkan
Selanjutnya: Jasamarga Catat 994 Ribu Kendaraan Tinggalkan Jabotabek, Naik 12,1% dari Lalin Normal
Menarik Dibaca: Kiat Cerdas Kelola Finansial untuk Pekerja Lepas
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













