kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.508.000   10.000   0,67%
  • USD/IDR 15.930   -61,00   -0,38%
  • IDX 7.141   -39,42   -0,55%
  • KOMPAS100 1.095   -7,91   -0,72%
  • LQ45 866   -8,90   -1,02%
  • ISSI 220   0,44   0,20%
  • IDX30 443   -4,74   -1,06%
  • IDXHIDIV20 534   -3,94   -0,73%
  • IDX80 126   -0,93   -0,74%
  • IDXV30 134   -0,98   -0,72%
  • IDXQ30 148   -1,09   -0,73%

Kejar Swasembada, Lahan Sawit Tumpang Sari Tanaman Pangan


Kamis, 07 November 2024 / 22:33 WIB
Kejar Swasembada, Lahan Sawit Tumpang Sari Tanaman Pangan
ILUSTRASI. Presiden Prabowo Subianto dalam salah satu Asta-Citanya menginginkan Indonesia menjadi negara yang mandiri secara pangan dan energi.


Reporter: Dadan M. Ramdan | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - BALI. Presiden Prabowo Subianto dalam salah satu Asta-Citanya menginginkan Indonesia menjadi negara yang mandiri secara pangan dan energi.

Khusus untuk swasembada pangan, Prabowo meminta menteri terkait untuk mewujudkan hal tersebut dalam kurun waktu kurang dari empat tahun dalam masa pemerintahannya.

Nah, salah satu upaya untuk menambah produksi beras adalah dengan memanfaatkan lahan sawit untuk tumpang sari dengan tanaman pangan seperti padi, jagung dan kedelai.

Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono meminta kepada para pengusaha sawit yang tergabung dalam Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) untuk turut membantu pemerintah dalam mencapai swasembada pangan dengan memanfaatkan lahan sawit untuk tumpang sari.

Baca Juga: Upaya BPDPKS Mendukung Peningkatan Produktivitas Kelapa Sawit Petani

Adapun tumpang sari bisa dilakukan saat lahan sawit yang dimiliki para pengusaha sedang dilakukan proses peremajaan.

Artinya, sambil menunggu pohon tersebut berproduksi, bisa dilakukan penanaman tanaman pangan.

"Sehingga sampai dengan sawit ini menghasilkan untuk petani sawitnya selama lima tahun sampai dengan bisa panen pertama. Kami berharap, pemerintah dalam hal ini Kementerian Pertanian, salah satu programnya adalah menanam tanaman pangan," katanya di sela kegiatan Indonesia Palm Oil Conference (IPOC 2024) and 2025 Price Outlook di Bali, Kamis (7/11/2024).

Sudaryono menjelaskan, potensi penambahan produksi pangan tersebut bisa diwujudkan mengingat Indonesia memiliki lahan sawit sebesar 17 juta hektare, sementara lahan baku sawah hanya 7,4 juta hektare.

Menurut Wamentan, ada dua keuntungan dari pola tumpang sari di lahan sawit, yakni petani mendapatkan produksi pangan tumpang sari sambil menunggu sawit berproduksi.

Baca Juga: Dukung Substitusi Impor, Porang Jadi Bahan Baku Kertas Berharga dan Sigaret

Pun pemerintah, mendapat keuntungan karena ada tambahan produksi pangan.  

Untuk mengimplementasikannya, Kementan meminta Gapki untuk turut mengampanyekan skema penanaman tumpang sari di lahan sawit kepada para anggotanya.

"Kita harapkan dari Gapki, nanti baik perusahaan maupun petaninya bisa melaksanakan itu," ujarnya.

Selanjutnya: Gencar Ekspansi, CNMA Buka Bioskop Baru di Agora Mall Thamrin Nine

Menarik Dibaca: Hal Penting yang Perlu Anda Perhatikan dalam Menjaga Kesehatan Payudara

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×