Reporter: Adisti Dini Indreswari | Editor: Havid Vebri
JAKARTA. Jika hampir semua komoditas unggulan ekspor Indonesia terpukul perlambatan ekonomi global, kopi nampaknya pengecualian.
Ekspor kopi Indonesia justru semakin harum tahun ini . Bahkan, ekspor diperkirakan masih bisa tumbuh hingga dua digit. Ini tercermin dari target Gabungan Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia (GAEKI).
Gaeki optimis volume ekspor biji kopi kita bisa di atas 400.000 ton, tumbuh 10% dibanding tahun lalu yang 385.000 ton. Bahkan, jika ditambah kopi olahan, volume ekspor tahun ini diperkirakan bakal lebih besar lagi.
Sebagai perbandingan, Gaeki mencatat volume ekspor kopi secara keseluruhan sebanyak 475.000 ton dengan nilai US$ 1,3 miliar tahun lalu. Ekspor tersebut mencakup biji kopi 385.000 ton dan kopi olahan 90.000 ton.
Moenardji Soedargo, Dewan Penasehat Gaeki menyebut ekspor kopi tahun ini bisa lebih baik ketimbang tahun lalu karena faktor cuaca yang mendukung. El nino yang menyebabkan kemarau panjang membuat produksi kopi tahun ini lebih baik, ketimbang cuaca tahun lalu yang memiliki curah hujan cukup tinggi hampir sepanjang tahun,
Tahun lalu, volume ekspor kopi menurun hingga 25%-30% dari tahun 2013 akibat daerah penghasil kopi sering dilanda hujan. Meski begitu, mereka juga khawatir bila kemarau panjang berlanjut. "Jika El Nino benar-benar menguat sampai akhir tahun, itu baru mengganggu potensi panen tahun depan," ujarnya kepada KONTAN, Minggu (27/9).
Sayang, Moenardji mengaku belum menghitung realisasi ekspor kopi sampai dengan paruh pertama tahun ini.
Namun, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), nilai ekspor kopi selama semester I-2015 mencapai US$ 579.99 juta, naik dari bulan sebelumnya yakni Mei yang US$ 91,16 juta. (lihat grafis)
Meski begitu, dia bilang selain harus menggenjot produksi, eksportir kopi harus menyiasati tren harga kopi yang menurun di pasar global. Memang depresiasi mata uang rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) menjadi momen tepat untuk ekspor.
"Hanya Brasil mengambil kesempatan dengan cara membanting harga terlalu keras. Hal ini membuat kopi Indonesia kalah saing " jelas Moenardji.
Apalagi, Brasil merupakan negara penyuplai kopi terbesar di dunia, diikuti Vietnam, Kolombia, dan Jerman dan Indonesia di posisi kelima.
Jajal pasar Italia
Untuk mencapai target ekspor tahun ini, Gaeki bersama Kementerian Perdagangan (Kemdag) tengah giat menggelar pameran untuk memperkenalkan kopi Indonesia.
Salah satunya lewat Indonesia Coffee Week di World Expo Milano (WEM) di Milan Italia yang berlangsung 28 September 2015-2 Oktober 2015. Sebelumnya, Atase Perdagangan RI di Washington Amerika Serikat juga pernah mengenalkan kopi Indonesia dan hasilnya cukup menggembirakan dengan potensi peningkatan ekspor 11%.
Selain AS, belum lama ini, potensi ekspor kopi juga datang dari Taiwan meminati kopi asal Indonesia
Nus Nuzulia Ishak, Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional mengatakan, potensi kopi Indonesia di pasar Italia cukup besar. Harapan pemerintah, ini mampu menggenjot volume ekspor.
Apalagi, kata dia, Italia adalah konsumen kopi besar dunia setelah Amerika Serikat (AS) dan Jerman dengan pasar konsumsi sebanyak 546.780 ton tahun lalu.
Tak hanya itu saja, ekspor kopi Indonesia ke Italia juga terus tumbuh. Selama lima tahun terakhir, ekspor kopi Indonesia tumbuh sebesar 10,14%. Tahun lalu, Indonesia mengekspor kopi ke Italia mencapai 29.750 ton. Adapun, hasil ekspor kopi tersebut mencapai US$ 69,64 juta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News