kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.308.000 -0,76%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kemendag dukung penerapan smart logistic untuk perdagangan negeri yang efisien


Kamis, 25 November 2021 / 10:21 WIB
Kemendag dukung penerapan smart logistic untuk perdagangan negeri yang efisien
ILUSTRASI. Suasana aktivitas bongkar muat di Pelabuhan Batuampar, Batam, Kepulauan Riau,


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kepala  Badan  Pengkajian  dan  Pengembangan  Perdagangan  (BPPP) Kementerian  Perdagangan  Kasan  menegaskan,  Kementerian  Perdagangan mendukung  penerapan Logistic 4.0 (smart  logistic) guna mewujudkan perdagangan dalam negeri yang efisien.

Logistic 4.0 merupakan pengembangan sistem logistik nasional yang mengacu pada visi logistik Indonesia 2025, yaitu “locally integrated, globally connected.”

Penerapan ini bertujuan memperbaiki sistem distribusi domestik setiap simpul ekonomi di seluruh daerah agar dapat terhubung dan terintegrasi.

 “Penerapan Logistic 4.0 perlu diupayakan untuk memperbaiki sistem distribusi domestik. Sebab, sebagai negara  kepulauan,  Indonesia  memerlukan  peran  logistik  untuk  mewujudkan  perdagangan  dalam negeri yang efisien,” kata Kasan, dalam laporan resminya, Kamis (25/11).

Baca Juga: Pemerintah berkomitmen mendorong pemberdayaan UMKM agar naik kelas

Kasan  mengatakan,  ada  dua  isu  penting terkait  isu  logistik  yang  perlu  diperhatikan.  Pertama,  isu logistik konvensional, seperti kelangkaan tenaga kerja, tren high-mix dan low-volume production pada sektor  manufaktur,  dan  pemenuhan  kebutuhan  konsumen  yang  semakin  spesifik. 

Kedua, pandemi Covid-19 yang berdampak pada tatanan penawaran dan permintaan perdagangan global.

Menurutnya, disrupsi  pada  aktivitas  ekonomi  tersebut  semakin  memunculkan Smart konsep  Logistic  4.0 untuk memodernisasi  cara  kerja  logistik  yang  berbasis  teknologi. Logistik akan  memainkan  peran  penting dalam merampingkan proses perdagangan antara penjual, perusahaan logsitik, dan konsumen akhir.

Selain itu, fenomena  disruptif  ekonomi juga memberikan  tantangan  bagi  perkembangan smart  logistik di  Indonesia  ke  depan. Hal  tersebut  perlu  disikapi  dengan  strategi  kolaboratif  dan kebijakan yang adaptif oleh setiap pemangku kepentingan yang berorientasi pada perbaikan kinerja logistik Indonesia.

Kementerian Perdagangan juga terus melakukan inovasi kebijakan dan program dalam mendukung perkembangan smart  logistic,  seperti  digitalisasi  pasar  rakyat  dan  mendorong  kerja sama  swasta untuk pasar ekspor.

Sementara itu, Ketua Umum Asosiasi Logistik Indonesia (ALI) Mahendra Rianto menambahkan, digitalisasi merupakan kebutuhan  di  era  Logistic  4.0.  Penggunaan  teknologi  baru  dan  inovatif  dapat  digunakan  untuk meningkatkan keandalan, kualitas, dan fleksibilitas pengiriman, serta tingkat pelayanan.

“Pelaksanaan  digitalisasi  logistik  domestik  memiliki  lebih  banyak  tantangan  dibandingkan  logistik global, seperti ekspor dan impor. Sebab, masih banyak pelaku bisnis konvensional di tingkat lokal,” kata Rianto.Founder dan CEO Ritase.com Iman Kusnadi

Ia juga menybut peranan logistik digital di Indonesia dari sisi pengguna masih belum maksimal. Hal ini memerlukan edukasi lebih lanjut terkait digitalisasi logistik.

“Ritase.com berkolaborasi dengan semua institusi yang memiliki nilai tambah ke depannya terhadap logistik  nasional.  Kolaborasi  tersebut  bertujuan  membentuk  suatu  standar  dan  menekan  biaya logistik,” kata Iman.

Baca Juga: Kemendag gandeng BNI untuk mempermudah fasilitas pembiayaan UKM berorientasi ekspor

Hal yang sama juga dikatakan oleh, Direktur Transformasi Digital Produktivitas dan Supply Chain PwC Consulting Indonesia Pieter Van De Mheen menyebutkan tiga rekomendasi utama dalam mengoptimalkan implementasi smart logistic di Indonesia.

Pertama, meningkatkan fungsionalitas pada sistem logistik nasional untuk memungkinkan kolaborasi,  pengumpulan  data,  dan mendorong  inovasi  untuk  pemain  yang  lebih  kecil  yaitu  pasar untuk truk.

Kedua, meningkatkan program literasi digital khususnya bagi pelaku logistik tradisional yaitu  melalui  kampanye  publik,  program  edukasi  publik,  dan  pengembangan digital  center untuk daerah terpencil. Ketiga, investasi di bidang infrastruktur.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×