kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.321.000   -16.000   -0,68%
  • USD/IDR 16.665   55,00   0,33%
  • IDX 8.244   91,36   1,12%
  • KOMPAS100 1.144   14,91   1,32%
  • LQ45 821   14,86   1,84%
  • ISSI 291   3,62   1,26%
  • IDX30 430   8,35   1,98%
  • IDXHIDIV20 490   8,68   1,80%
  • IDX80 127   2,17   1,74%
  • IDXV30 137   2,39   1,78%
  • IDXQ30 137   2,69   2,00%

Kemendag jamin harga terigu stabil hanya sampai Lebaran


Selasa, 24 Agustus 2010 / 23:26 WIB
Kemendag jamin harga terigu stabil hanya sampai Lebaran


Reporter: Asnil Bambani Amri | Editor: Djumyati P.

JAKARTA. Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan, Subagyo menjamin harga terigu di dalam negeri akan stabil sampai Lebaran. Namun, usai Lebaran nanti Subagyo mengaku belum bisa memastikan kondisi harga tersebut karena sangat dipengaruhi oleh suplai gandum yang sekarang mencatat kenaikan harga.

“Harga terigu dalam negeri masih stabil karena ada komitmen dari pengusahanya,” kata Subagyo di Jakarta, Selasa (24/8). Harga terigu tercatat dalam pantauan harga secara nasional berada di level harga Rp 7.520 per kg, dan belum menunjukkan tren peningkatan harga signifikan atau lebih dari 5%.

Komitmen untuk mempertahankan kondisi harga terigu tersebut sayangnya hanya diperoleh pemerintah sampai dengan Lebaran mendatang. Usai Lebaran, produsen mengaku akan menaikkan harga karena terdorong oleh kenaikan harga gandum dunia.

Asosiasi Pengusaha Industri Pangan Indonesia (Aspipin) menyatakan kondisi harga maupun pasokan terigu masih akan stabil sampai Lebaran mendatang. Hal itu disebabkan suplai yang masuk berasal dari kontrak pembelian sebelumnya yang dibeli dalam harga lama. “Namun paska Lebaran harga akan naik,” kata Ketua Aspipin Budiyanto.

Begitu juga dengan Asosiasi Produsen Terigu Indonesia (Aptindo) yang menyatakan kestabilan harga dimungkinkan bertahan sampai Lebaran. Namun usai Lebaran, suplai terigu mengalami penurunan karena sumber terigu asal Turki tidak lagi datang ke Indonesia dengan rata-rata suplai 40.000 ton per bulan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×