kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Kemenhub belum berencana beri insentif ke aplikator ojek online


Minggu, 22 Maret 2020 / 18:35 WIB
Kemenhub belum berencana beri insentif ke aplikator ojek online
ILUSTRASI. JAKARTA,10/03-KENAIKAN TARIF OJOL. Driver Ojeg online (ojol) membawa penumpang di kawasan Stasiun Sudirman, Jakarta, Selasa (10/03). Kementerian Perhubungan memutuskan untuk menaikan tarif ojek online mulai 16 Maret 2020. Adapun tarif batas bawah (TBB) oj


Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Perhubungan belum berencana memberikan insentif kepada aplikator transportasi daring atau ojek online atas penurunan jumlah pesanan penumpang yang mungkin timbul akibat penerapan kebijakan jaga jarak (social distancing) di sejumlah wilayah di Indonesia.

Juru Bicara Kementerian Perhubungan Adita Irawati mengimbau agar aplikator memaksimalkan peluang melalui pengantaran barang dan makanan dalam kondisi jumlah penumpang mengalami penurunan.

Selain itu, Kemenhub juga meminta kepada pihak aplikator supaya menyesuaikan algoritmanya dengan anjuran bekerja dari rumah.

Baca Juga: Ada wabah corona, pemerintah akan relaksasi KUR hingga pembiayaan motor

Penyesuaian dengan algoritma tersebut diharapkan dapat mengakomodir supaya masyarakat bisa lebih banyak melakukan pemesanan di tengah keterbatasan mobilitas.

“Kami belum ada insentif. Kami berikan imbauan dan minta kepada aplikator untuk melihat dibalik turunnya pengguna ojol yang membawa penumpang bisa juga akan potensi kenaikan pengiriman barang atau pemesanan makanan,” ujar Adita melalui Video Conference, Jumat (20/3).

Adita mengaku imbauan ini juga bukan berarti Kemenhub melarang ojek online dalam mengambil penumpang dan hal tersebut tetap menjadi bagian dari pelayanan ojek online. "Namun, penting bagi para aplikator menerapkan protokol kesehatan kepada mitra pengemudi dalam mencegah meluasnya virus corona," katanya.

Kemenhub juga meminta seluruh operator transportasi umum untuk menjalankan semaksimal mungkin upaya memutus mata rantai penyebaran virus corona.

Baca Juga: Asosiasi pengemudi ojek online tolak kebijakan lockdown

Langkah-langkah yang telah dilakukan contohnya adalah penyemprotan sarana dan prasarana angkutan publik, menyediakan hand sanitizer, mengukur suhu petugas maupun penumpang, dan mengatur seating arrangement, serta menyediakan masker bagi penumpang yang sedang batuk atau flu.

Langkah lainnya adalah mengatur antrean penumpang agar terjaga jaraknya di area pelabuhan, bandara, stasiun, dan terminal bus. Langkah berupa pengurangan jumlah penumpang dalam satu gerbong kereta api misalnya hingga minimal 50% pun telah dijalankan.

Dalam upaya mencegah penyebaran virus corona, Kementerian Perhubungan telah berkoordinasi dengan Dinas Perhubungan di daerah-daerah. Langkah Kemenhub ini ditindaklanjuti di daerah dengan menerbitkan surat edaran terkait dengan protokol social distancing.

Salah satunya di DKI Jakarta, Dinas Perhubungan setempat telah menerbitkan Surat Edaran tentang Peningkatan Kewaspadaan Terhadap Penularan Infeksi Corona Virus Disease (Covid-19) Pada Angkutan Umum di DKI Jakarta dengan Social Distancing.

Surat edaran itu ditujukan agar seluruh operator angkutan umum yang memiliki wilayah operasi di Ibu Kota menerapkan social distancing, tanpa terkecuali untuk mencegah penularan virus corona.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×