Reporter: Harry Muthahhari | Editor: Azis Husaini
KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Pada hari ini (29/10) Kementerian Perindustrian melakukan pameran jasa industri. Pameran itu juga memperkenalkan bisnis pendukung industri misalnya reparasi, sertifikasi, konsultasi, logistik, safety inspection, hingga pelatihan.
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri Kementerian Perindustrian Ngakan Timur Antara mengatakan biaya langsung terhadap dalam produksi suatu produk hanya 6,5%. "Sisanya riset dan pengembangan, logistik, desain, dan lain - lain," katanya pada Selasa (29/10).
Baca Juga: Pasar produk herbal masih memiliki prospek
Nah, di situlah porsi bisnis jasa yang terkait industri tersebut berperan. Kata Ngakan, jika bisnis jasa terkait industri bisa optimal, bakal mempengaruhi harga produk yang dijual. Misalnya, jika biaya reparasi lebih murah, maka harga jual suatu produk juga bisa lebih bersaing.
Saat ini jika dikaitkan dengan pendapatan domestik bruto (PDB) dari sektor manufaktur, kontribusinya sebesar sekitar 19%. Bisnis jasa industri ini diperkirakan bisa menyumbang sekitar 4% hingga 5% terhadap PDB. Sementara ini belum ada data khusus yang memetakan kontribusi jasa industri terhadap PDB.
Salah satu peserta pameran PT Simbur Cahaya Utama yang bergerak di bidang cetakan tiga dimensi. "Produk kami awalnya untuk bantu desain di industri oil and gas," kata Managing Director Simbur Cahaya Utama, Fachmy Yanuar.
Baca Juga: Menperin Agus Gumiwang percepat revitalisasi manufaktur dan ciptakan SDM unggul
Simbur Cahaya Utama sendiri baru berkutat di bidang cetakan tiga dimensi berbahan dasar plastik. Produk itu bisa dimanfaatkan sebagai prototipe awal sebelum sebuah produk itu dijual secara masif.
Tak hanya itu, pihaknya juga sudah menawarkan cetakan tiga dimensi untuk keperluan medis. Misalnya dengan mencetak tiga dimensi anatomi tubuh tertentu dengan skala ukuran yang sama untuk menggambarkan penyakit dalam yang diderita oleh pasien rumah sakit.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News