Reporter: Rilanda Virasma | Editor: Avanty Nurdiana
KONTAN.CO.ID - CIKARANG. Kementerian Perindustrian (Kemenperin) optimistis industri baja nasional pada 2026 akan menjadi tulang punggung ekonomi nasional.
Direktur Industri Logam Kementerian Perindustrian, Dodiet Prasetyo mengatakan, sektor baja hingga kuartal III-2025 terus menunjukkan pertumbuhan signifikan sejak pandemi, didorong industrialisasi, meningkatnya permintaan pasar, pembangunan infrastruktur, dan kebutuhan Ibu Kota Negara (IKN) baru.
“Dan ini merupakan pertumbuhan tertinggi selama ini (sejak pandemi). Kami berharap masih menjadi tulang punggung pertumbuhan ekonomi nasional,” ucap Dodiet saat ditemui Kontan pasca seremoni penandatanganan kerja sama BP-1 Revamp Project antara Garuda Yamato Steel dengan SMS Group di Cikarang, Selasa, (9/12/2025).
Baca Juga: Garuda Yamato Steel Target 1 Juta Ton Produksi Baja 2027
Soal banjir produk baja impor, khususnya dari China, Dodiet bilang, penerapan Standar Nasional Indonesia (SNI) akan terus menjadi kunci untuk menjaga kompetisi yang sehat dengan produk dalam negeri. Dia bilang, impor bahan baku akan tetap terbuka, namun dengan memberikan preferensi pada industri dalam negeri untuk terus ambil bagian.
“Jadi, sepanjang ada nilai tambahnya pasti akan kita berikan tambahan porsi, namun porsi lebih banyak harus pada industri dalam negeri,” kata Dodiet.
Saat ini, lanjut Dodiet, sejumlah investasi baru juga tengah bersiap menghampiri industri baja dalam negeri. Namun, Dodiet enggan membocorkan dari mana asal investasi tersebut. “Ada beberapa yang sudah datang ke kami, tapi tunggu saja nanti, termasuk yang diskusi bagaimana skema insentif dan sebagainya. Tapi tunggu saja, ya, itu (masih) rahasia,” tutupnya.
Seiring optimisme tersebut, salah satu produsen baja nasional, yakni PT Garuda Yamato Steel (GYS) tengah memperkuat ekspansi bisnisnya di industri baja nasional melalui proyek peningkatan fasilitas produksi (revamp BP1).
Presiden Direktur GYS, Tony Taniwan menjelaskan, perusahaan menargetkan peningkatan produksi baja struktural dari 400.000 ton per tahun menjadi 540.000 ton per tahun.
“Tapi kami juga memiliki satu pabrik yang relatif baru, yang mulai berproduksi dua tahun lalu. Total kapasitas kami tahun 2027 sudah bisa 1 juta ton,” ucap Tony dalam sesi konferensi pers, Selasa (9/12/2025).
Adapun, lanjut Toni, proses kick-off dan penyusunan perencanaan proyek ini akan dimulai pada bulan Januari tahun 2026, sementara fase instalasi dan commissioning ditargetkan rampung pada 2027 sehingga produksi komersial diharapkan mulai berjalan pada November 2027.
Toni bilang, peningkatan kapasitas ini dilakukan seiring naiknya kebutuhan baja struktural untuk proyek infrastruktur dan konstruksi di Indonesia.
Perusahaan menyiapkan ekspansi varian produk seperti H-Beam, IWF, Angle, Channel, dan Sheet Pile dengan ukuran lebih besar untuk memenuhi kebutuhan konstruksi skala menengah hingga besar, termasuk proyek jembatan, data center, pabrik dan gudang, minyak dan gas, pembangkit listrik, serta transmisi telekomunikasi.
Baca Juga: Ancaman Impor Baja: Menkeu Purbaya Berjanji Lindungi Produsen Lokal
Selain fokus pada peningkatan kapasitas, GYS juga menargetkan pengurangan emisi karbon melalui optimalisasi penggunaan energi.
Perusahaan memproyeksi, konsumsi gas dapat menurun hingga 38% dan listrik 37% seiring penggunaan teknologi baru yang lebih efisien.
Tony menambahkan, GYS telah mengadopsi sekitar 90% konten lokal dalam setiap lini produksinya. “Kami membeli besi tua, misalnya dari kapal bekas atau gudang yang sudah tutup, untuk dilebur di sini. Dan kami menggunakan listrik dari PLN, dan gasnya juga dari PGN. Dan kebanyakan, 95% tenaga kerja orang Indonesia,” terang Toni.
Dengan kapasitas dan kemampuan produk baru ini, GYS optimis dapat melayani permintaan baja yang lebih besar dan kompleks lagi ke depannya.
“Sehingga secara alami akan memperkuat kontribusi dan dominasi kami di pasar dalam negeri,” pungkas Toni.
Selanjutnya: Mengenal Fenomena Smartphone Pinky Akibat Sering Main HP, Ini Tips Mengatasinya!
Menarik Dibaca: 20 Rekomendasi Makanan yang Bisa Menurunkan Tekanan Darah secara Alami
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













