Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Direktorat Jenderal Peternak dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH) membentuk tim untuk mencegah dan mengendalikan penyebaran penyakit anthrax di Sulawesi Selatan dan Gorontalo.
Selain itu, Ditjen PKH juga melakukan investigasi dan mengambil sampel untuk pengujian laboratorium, serta memberikan bantuan vaksin dan obat-obatan.
Berdasarkan laporan dari Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Maros, penyakit anthrax di Sulawesi Selatan terjadi di Dusun Moncongjai, Desa Rompegading, Kecamatan Cenrana. Sudah terdapat 3 ekor sapi yang mati di daerah tersebut.
Kepala Balai Besar Veteriner Maros UPT Ditjen PKH, Sulaxono mengatakan, kementerian pertanian dibantu kepolisian telah melakukan investigasi ke lapangan untuk mengetahui penyebab kematian ternak sapi dan melakukan pengambilan sampel potongan telinga ternak yang mati. Nantinya, sampel tersebut akan diuji di Laboratorium Bakteriologi Balai Besar Veteriner Maros.
Sulaxono mengungkap,berdasarkan hasil pengujian sampel tersebut telah teridentifikasi dan diyakini adanya kuman Bacillus anthracis. Kuman Bacillus anthracis merupakan kuman penyebab penyakit Anthrax.
Dari data yang didapat tersebut, Ditjen PKH langsung mengarahkan tim ke lapangan untuk melakukan tindakan pencegahan dan pengendalian penyebaran penyakit Antrhax tersebut.
Tindakan yang telah dilakukan di antaranya melakukan isolasi terhadap sapi yang berada di daerah tersebut, melakukan pengobatan dan melaksanakan vaksinasi anthrax, melakukan penyemprotan desinfektan pada tanah yang tercemar, melakukan penguburan dan pembakaran terhadap bangkai sapi, dan melakukan Public Awareness kepada masyarakat melalui TV, media cetak dan radio.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News