Reporter: Diki Mardiansyah | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyiapkan investasi jumbo untuk menuntaskan elektrifikasi nasional. Hingga 2029, program Listrik Desa (Lisdes) dan Bantuan Pasang Baru Listrik (BPBL) diperkirakan membutuhkan dana Rp 64,09 triliun.
Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM Dadan Kusdiana merinci kebutuhan anggaran tersebut terdiri atas Rp 61,56 triliun untuk Lisdes dan Rp 2,44 triliun untuk BPBL.
“Sehingga totalnya untuk melistriki seluruh rumah tangga di Indonesia diperlukan tambahan Rp64,09 triliun,” kata Dadan dalam rapat dengan Komisi XII DPR RI, Rabu (3/9/2025).
Adapun, program Lisdes 2025–2029 menargetkan listrik masuk ke 5.758 desa dengan sambungan baru bagi sekitar 1,2 juta rumah tangga. Tahun ini saja, anggaran Lisdes mencapai Rp3,8 triliun ditambah alokasi tambahan Rp 5 triliun untuk memperluas jaringan distribusi di wilayah yang belum terjangkau PLN.
Baca Juga: Kementerian ESDM Targetkan 5.758 Desa Teraliri Listrik hingga 2029
Adapun kebutuhan anggaran terus meningkat di tahun-tahun berikutnya. Pada 2026, Lisdes membutuhkan Rp 10 triliun untuk 186.216 pelanggan di 2.120 lokasi, serta BPBL Rp 530 miliar bagi 250.000 rumah tangga.
Tahun 2027 anggaran Lisdes naik menjadi Rp 15,33 triliun dan BPBL tetap Rp 530 miliar. Sementara pada 2028, Lisdes dialokasikan Rp 13,06 triliun dan BPBL Rp 530 miliar. Puncaknya di 2029, Lisdes membutuhkan Rp 19,5 triliun, sedangkan BPBL Rp 395 miliar.
Wakil Menteri ESDM Yuliot menambahkan, Lisdes diprioritaskan untuk wilayah dengan keterbatasan akses, tantangan geografis, serta kebutuhan sosial yang tinggi.
“Akses listrik bukan sekadar terang. Ini bisa membuka kesempatan belajar, produktivitas ekonomi, dan layanan kesehatan yang lebih baik. Lisdes 2025-2029 kami rancang untuk menghadirkan manfaat nyata itu hingga ke desa-desa terjauh,” jelas Yuliot dalam keterangan resmi, Selasa (2/9/2025).
Untuk mempercepat pemerataan listrik, ESDM akan mengombinasikan sambungan on grid di desa dekat jaringan PLN dan off grid di daerah terpencil. Pemerintah juga mengandalkan energi baru terbarukan (EBT). Akhir Juni lalu, Presiden Prabowo Subianto meresmikan 55 pembangkit listrik EBT dengan kapasitas 379,7 MW yang tersebar di 15 provinsi.
Sejauh ini, rasio elektrifikasi nasional sudah mencapai 99,83% pada akhir 2024. Lisdes 2025–2029 difokuskan untuk menuntaskan kantong-kantong yang belum berlistrik, terutama di wilayah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T).
Baca Juga: Listrik Desa Jadi Hemat, Pertamina NRE Bangun PLTS dan PLTMH di Sumsel
Selanjutnya: Proyek Pipa Gas Cirebon-Semarang Diperpanjang hingga Bandung dan Yogyakarta
Menarik Dibaca: Transaksi Mobile Banking Kian Diminati, Ini Layanan MDIN dari Bank Muamalat
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News