Reporter: Sabrina Rhamadanty | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkap alasan kebakaran Smelter PT Freeport Indonesia (PTFI) berkaitan dengan kendala teknis kelistrikan.
Asal tahu saja smelter PTFI adalah fasilitas pengolahan dan pemurnian konsentrat tembaga yang terletak di Kawasan Java Integrated Industrial Estate (JIIPE) di Gresik, Jawa Timur dan mengalami kebakaran pada 14 Oktober 2024 lalu.
Direktur Jenderal Mineral dan Batubara (Dirjen Minerba) Tri Winarno mengatakan penyebab ini ditemukan setelah Kementerian ESDM melakukan penyelidikan lebih lanjut terhadap penyebab kebakaran.
Baca Juga: Freeport Masih Belum Dapat Izin Ekspor Konsentrat Tembaga
"Ada persoalan di listrik, jadi kayak semacam (masalah) aliran listriknya gitu-gitulah. Saya nggak tau istilah-istilahnya," ungkap Tri saat ditemui di kantor ESDM, di Jakarta, Jumat (07/02).
Masalah kebakaran ini juga menjadi salah satu pertimbangan pemerintah untuk memberikan relaksasi ekspor konsentrat tembaga Freeport yang telah berakhir pada 31 Desember 2024.
Sayangnya, Tri belum bisa memberikan pernyataan lugas terkait keputusan pemberian relaksasi tersebut.
"Terkait dengan izin ekspor sebetulnya ekspor itu kan sudah dilarang. Nah harus ada kondisi tertentu yang menyebabkan larangan itu dibuka. Misalnya kondisi kahar (kebakaran)," ungkapnya.
Pemerintah kata dia harus melakukan investigasi terlebih dahulu terkait penyebab kebakaran. Meski begitu, Tri mengatakan hingga hari ini, Jumat (07/02) Kementerian ESDM belum memberikan izin ekspor kepada Freeport.
"Belum, belum," katanya.
Baca Juga: MIND ID Lanjutkan Program Eksplorasi Minerba di Tahun 2025
Sebelumnya, dalam catatan Kontan Presiden Direktur PT Freeport Indonesia Tony Wenas mengatakan smelter baru bisa beroperasi 100% pada pertengahan tahun 2025 mendatang.
Saat ini PTFI tengah berdiskusi dengan pemerintah untuk waktu perpanjangan ekspor konsentrat tembaga sebagai efek samping dari belum pulihnya smelter tembaga tersebut.
"Ini kita lagi menghitung, tapi mungkin diperkirakan mungkin sekitar 6 bulan lah. Mudah-mudahan (pertengahan tahun 2025), ini yang lagi kita hitung terus," ungkap Tony saat ditemui usai acara Indonesia Mining Summit 2024, yang dilaksanakan di Jakarta, Rabu (04/12).
Selanjutnya: Rupiah Masih Tertekan, Bank Indonesia Sebut Kondisinya Masih Stabil
Menarik Dibaca: Resep Pai Cokelat Mini Tanpa Oven, Renyah dan Lumer di Mulut
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News