Reporter: Agus Triyono | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Pemerintah belum mendapatkan investor yang akan mendanai pembangunan pelabuhan pengganti Cilamaya. Investor Jepang yang tadinya berminat, ternyata belum memberi kepastian.
Menteri Perhubungan Ignasius Jonan menuturkan, masih menunggu konfirmasi apakah Jepang mau ikut terlibat lagi di proyek baru. Saat Cimalaya disiapkan sebagai pelabuhan baru, Jepang sudah menyatakan niat ikut terlibat dalam pembangunan pelabuhan yang berada di kawasan utara Jawa Barat itu.
Rencana pembangunan pelabuhan di Karawang, Jawa Barat itu akhirnya dibatalkan pemerintah karena Cimalaya dinilai tidak aman sebagai pelabuhan baru. Di lokasi itu, ada 80 anjungan minyak milik PT Pertamina.
Pemerintah masih perlu waktu untuk berdiskusi dengan Jepang tentang kesediaan mereka membangun pelabuhan di utara Jawa Barat. "Kalau tidak berhasil, Jepang tidak berkenan, kami cari yang lain," katanya, Kamis (25/2).
Proyek pembangunan pelabuhan baru di wilayah utara Jawa Barat bertujuan mengurangi tingkat kepadatan Pelabuhan Tanjung Priok. Proyek ini masuk dalam daftar 30 proyek prioritas pemerintah di tahun ini. Selain investor yang belum pasti, pemerintah sampai saat ini juga belum memutuskan lokasi pelabuhan pengganti Cilamaya.
Salah satu lokasi pengganti yang memiliki potensi besar adalah Pelabuhan Patimban, Subang, Jawa Barat. Kementerian Perhubungan (Kemhub) juga sudah menyelesaikan kajian kelayakan atau pra-feasibility study. Beberapa faktor yang membuat Patimban berpeluang untuk terpilih adalah, sudah ada pelabuhan yang beroperasi, walau tergolong kecil 200 ha. Lokasi Patimban relatif berdekatan dengan kawasan industri di sekitar Subang dan menghindari kemacetan di Jakarta. Kemhub menghitung, untuk membangun pelabuhan ini membutuhkan dana Rp 30 triliun sampai Rp 35 triliun.
Direktur Transportasi Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Bambang Prihartono bilang, pembangunan pelabuhan di utara Jawa Barat cukup mendesak. "Harus cepat, kalau tidak tahun 2028 Pelabuhan Priok akan penuh," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News