kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.306.000 -0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kemperin: Garam industri dan konsumsi itu berbeda


Selasa, 11 Agustus 2015 / 21:34 WIB
Kemperin: Garam industri dan konsumsi itu berbeda


Reporter: Benediktus Krisna Yogatama | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Harjanto, Direktur Jenderal Industri Kimia, Tekstil dan Aneka Kementerian Perindustrian (Kemperin) mengatakan bahwa jenis garam untuk kebutuhan bahan baku industri pengolahan aneka pangan berbeda dengan garam yang dikonsumsi untuk keperluan rumah tangga.

Hal tersebut diungkapkannya karena saat ini banyak yang salah persepsi yang menyatakan bahwa dua jenis garam tersebut adalah sama.

"Itu dua hal yang berbeda ya. Garam untuk industri aneka pangan adalah garam yang digunakan sebagai bahan baku industri manufaktur pengolahan makanan. Ini berbeda dengan garam yang dikonsumsi untuk keperluan rumah tangga," ujar Harjanto, Selasa (11/8).

Ia menjelaskan garam konsumsi terdiri dari dua macam yaitu garam rumah tangga, dan garam diet. Garam rumah tangga memiliki spesifikasi NaCl minimal 94% dengan Kl min 30 ppm. Hal tersebut sesuai SNI 3556:2010. Adapun garam diet memiliki spesifikasi NaCl min 80% dengan Kl min 30 ppm.

Sedangkan garam untuk industri aneka pangan merupakan salah satu dari enam jenis garam industri. Garam industri adalah garam yang digunakan sebagai bahan baku produksi industri. Adapun garam industri meliputi garam untuk industri kimia, industri aneka pangan, industri farmasi, industri perminyakan, industri pengolahan air, dan industri penyamakan kulit.

Garam untuk industri kimia memiliki spesifikasi NaCl min 96%, industri aneka pangan memiliki spesifikasi NaCl min 97%, industri farmasi NaCl min 99,8%, industri perminyakan NaCl min 95%, pengolahan air NACl min 94%, Industri penyamakan kulit dengan NaCl min. 85%.

Harjanto mengatakan konsumsi sudah diproduksi sendiri dari dalam negeri oleh petani garam. Namun untuk garam industri kebanyakan masih harus impor.

"Dikarenakan spesifikasi yang diperlukan belum dapat diproduksi di dalam negeri, perlu kandungan khusus, iklim khusus dan lain-lain. Ada kekeliruan persepsi bahwa kenapa industri tidak bisa ambil garam, karena memang garam petani itu cocoknya untuk konsumsi spesifikasinya bukan untuk garam industri. " ujar Harjanto.

Ada pula kekeliruan persepsi bahwa garam konsumsi sama dengan garam untuk industri pengolahan aneka pangan. Lalu ramai dikabarkan bahwa industri khususnya industri aneka pangan lebih pilih impor ketimbang garam petani. "Ini berbeda. Peruntukkannya berbeda, spesifikasinya berbeda," ujar Harjanto.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Practical Business Acumen Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×