Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sektor kerajinan Indonesia memiliki pasar yang terus meningkat dari tahun ke tahun. Berdasarkan data Kementerian Industri (Kemperin) nilai ekspor kerajinan tahun 2017 mencapai US$ 776 juta. Angka ini naik 3,8% dari tahun 2016 yang sebesar US$ 747 juta. Tahun ini, Kemperin menargetkan ekspor produk IKM bisa tumbuh 10%.
Guna mencapai target tersebut, Kemenperin gelar pameran Inacaft 2018 bagi pelaku IKM kerajinan. Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah Kemperin Gati Wibawaningsih mengatakan pameran ini telah membuka peluang besar bagi para pengrajin untuk memperluas akses pasar dan mengembangkan jaringan pemasaran global.
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2015 yang diolah Ditjen IKM Kemperin menunjukkan ada sekitar 695.000 industri kayu, barang dari kayu dan gabus (tidak termasuk furnitur), barang anyaman dari rotan, bambu dan sejenisnya. Setiap tahunnya nilai tambah IKM ini terus melonjak naik, bila pada tahun 2014 nilai tambah sekitar Rp 25,356 triliun, pada tahun 2015 naik menjadi Rp 26,743 triliun.
Pada Inacraft 2018, Kemperin menyediakan booth sosialisasi program Ditjen IKM berupa Klinik Pengembangan Desain Kemasan dan Merek dan Klinik Hak Kekayaan Intelektual (HKI). Di booth ini para pengunjung bisa berkonsultasi terkait kemasan yang tepat untuk produknya.
Serta mendapatkan ilmu tentang desain merek produk IKM yang baik, sehingga kualitas produk IKM dapat semakin meningkat, baik dari segi kemasan, desain, serta labelling.
Sedangkan di booth Klinik HKI pengunjung bisa berkonsultasi mendapatkan informasi tentang layanan maupun perlindungan HKI, serta mendapatkan fasilitasi pendaftaran HKI dari Ditjen IKM Kemperin.
"Meski krisis keuangan melanda dunia, produk kerajinan nasional tetap laku dan berdiri kokoh sebagai salah satu penyumbang komoditas ekspor terbesar di Indonesia. Pembeli atau peminat produk kerajinan kita sebagian besar berasal dari berbagai kalangan di dalam maupun luar negeri yang menghargai nilai tambah dari produk lokal mencangkup aspek seni, budaya dan sejarah,” jelas Gati dalam siarian pers Rabu (25/4).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News