Reporter: Tane Hadiyantono | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Untuk mengurangi beban produksi pada industri pakan dan peternak ayam, Kementerian Pertanian (Kemtan) memberikan sejumlah saran.
Salah satunya adalah melakukan pembangunan infrastruktur atau lakukan pembangunan pabrik pakan dan industri peternak ayam ke area yang memiliki produksi jagung berlimpah.
Industri pakan membalas, telah melakukan hal tersebut dan mendorong partisipasi Pemda untuk juga membangun silo.
Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Sumarjo Gatot Irianto menyampaikan produksi jagung tidak hanya berada di Jawa. Tapi juga di Sulawesi dan sejumlah pulau luar Jawa lainnya. Oleh karenanya ia berharap pemerintah bisa membangun infrastruktur dan jalur transportasi yang baik untuk menyatukan area luar dengan Jawa.
"Produksi Sulawesi Utara banyak, tapi larinya ekspor karena infrastruktur belum benar. Maka pembangunan infrastruktur perlu didorong karena ini daerah remote yang perlu dibantu didorong," jelasnya, Senin (1/10).
Kemudian tak hanya membangun infrastruktur transportasi, Gatot juga berharap peternak dan pabrik pakan mempertimbangkan untuk lakukan ekspansi ke luar Jawa dan mendekati sentra tanam jagung.
"Kami ingin bahwa investasi bergerak ke wilayah yang stabil usahanya, kalau hanya di sini, pembangunan tidak merata, kami berharap, sambil mereka lakukan relokasi, ada perbaikan infrastruktur agar angkutan lebih efisien," lanjut Gatot.
Menanggapi hal tersebut, Dewan Pembina Gabungan Pengusaha Makanan Ternak ( GPMT) Sudirman menyampaikan pihaknya telah melakukan hal serupa, hal ini terlihat dari bertambahnya pabrik pakan di luar Jawa, seperti di Sulawesi yang kini memiliki enam pabrik dari sebelumnya hanya dua.
"Penambahan lagi, ya pasti, terutama daerah potensial seperti Sulawesi Selatan akan tumbuh terus karena penduduknya banyak, dan permintaan tinggi," jelasnya.
Sudirman menyampaikan setidaknya bakal ada 3-4 pabrik baru di Sulawesi Selatan dalam lima tahun ke depan, kemudian akan ada dua pabrik pakan baru di Kalimantan Selatan. Pertimbangannya karena area tersebut menunjukkan demografis dan daya beli yang kuat.
Adapun pabrik pakan tersebut akan menyuplai kebutuhan area tersebut, bukan untuk dikirimkan ke Jawa lagi.
Kemudian tak hanya bersandar pada pembangunan pabrik maupun silo oleh swasta, Sudirman berharap pemerintah juga bisa menggerakkan pemerintah daerah melalui koperasi, badan usaha milik desa (Bumdes) untuk juga membangun silo dan menyusun sistem resi gudang.
Pasalnya, dengan sistem resi gudang, maka petani jagung bisa menjual jagung mereka pada lembaga yang lebih tepat, ketimbang pada tengkulak, dan bisa menarik kembali jagung tersebut untuk dijual pada saat harga sudah baik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News