Reporter: Tane Hadiyantono | Editor: Narita Indrastiti
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Pertanian mengupayakan sejumlah langkah untuk meningkatkan produktivitas rempah nasional.
"Kita punya program untuk pengembangan rempah-rempah, program ini menjadi pendorong untuk kejayaan rempah bisa dicapai kembali," kata Direktur Tanaman Semusim dan Rempah Kementerian Pertanian Agus Wahyudi, kepada Kontan.co.id, Jumat (14/9).
Agus melanjutkan menyatakan program ini telah berjalan sejak beberapa tahun terakhir dimana pihaknya telah melakukan persiapan benih unggul, menyiapkan inovasi baru dan mengadakan perbaikan sistem pengolahan untuk membantu petani rempah.
Diantaranya adalah mensosialisasikan penggunaan metode jemur rempah yang lebih baik agar mencapai tingkat kering dan higienis yang sesuai permintaan konsumer. Pasalnya rempah Indonesia masih sering terkendala pada sisi kualitas saat ingin diekspor.
Perluasan tanam yang sudah ia lakukan adalah memungkinkan pembangunan kawasan lada yang terintegrasi dari hulu dan hilir di sejumlah sentra lada.
Sejumlah lokasi yang ia sebut adalah Lampung, Bangka Belitung, Sulawesi Selatan, Kalimantan Barat dan Kalimantan Timur. Sedangkan untuk rempah pala, perluasan telah dilakukan di Aceh, Sumatera Barat, Lampung, Jawa Barat, Maluku Utara, Papua Barat, dan sejumlah titik lain di Papua juga.
"Kita juga lakukan sosialiasi ke petani tentang kelembagaan, pola produksi dan sistem pengolahan kemudian pemasaran bersama melalui lembaga atau koperasi, karena selama ini mereka jual individu," kata Agus.
Menanggapi ini, Ketua Umum Dewan Rempah Indonesia Gamal Nasir menyatakan jatuhnya harga rempah saat ini dikarenakan kualitas komoditi yang tidak dijaga dengan ketat.
"Produksi rempah kita sedang turun dan kualitas ekspor kita banyak ditolak karena mengandung toxic, itu yang kurang dari pemindaian kita," kata Gamal.
Gamal melanjutkan selama ini pemerintah memang sudah melakukan program bantuan pada rempah berupa ekstensifikasi lahan. Tapi pihaknya merasa intensifikasi berupa bantuan pendidikan, sosialisasi ataupun permodalan sebenarnya juga sama pentingnya.
"Harus ada pendampingan petani untuk tingkatkan kualitas atau pemerintah memberi kewajiban kemitraan antara petani dan industri juga penting," jelasnya.
Asal tahu, mengutip informasi dari Ditjenbun Kemtan, hingga tahun 2015 produksi lada mencapai 94.946 ton, naik dari produksi tahun 2014 di 91.942 ton dan tahun 2013 di 91.039 ton.
Begitu juga dengan cengkeh pada tahun 2015 produksi tercatat sebesar 111.516 ton, tahun 2014 sebanyak 110.576 ton dan tahun 2013 sebanyak 109.694 ton. Sedangkan estimasi produksi pala pada tahun 2016 mencapai 36.151 ton.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News