kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.405.000   -9.000   -0,64%
  • USD/IDR 15.370
  • IDX 7.722   40,80   0,53%
  • KOMPAS100 1.176   5,28   0,45%
  • LQ45 950   6,41   0,68%
  • ISSI 225   0,01   0,00%
  • IDX30 481   2,75   0,57%
  • IDXHIDIV20 584   2,72   0,47%
  • IDX80 133   0,62   0,47%
  • IDXV30 138   -1,18   -0,84%
  • IDXQ30 161   0,48   0,30%

Kenaikan permintaan hand sanitizer dan antiseptik mengerek permintaan bahan kimia


Jumat, 13 Maret 2020 / 20:13 WIB
Kenaikan permintaan hand sanitizer dan antiseptik mengerek permintaan bahan kimia
ILUSTRASI. Permintaan bahan kimia meningkat di tengah pandemi virus corona (covid-19) yang tengah mewabah


Reporter: Muhammad Julian | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Permintaan bahan kimia meningkat di tengah pandemi virus corona (covid-19) yang tengah mewabah. Hal ini dipicu oleh naiknya permintaan jenis-jenis bahan kimia tertentu seperti misalnya ethanol oleh produsen hand sanitizer, disinfektan dan antiseptik.

Seperti diketahui, pandemi virus corona yang tengah mewabah menyebabkan naiknya permintaan produk-produk seperti hand sanitizer, disinfektan dan antiseptik. Akibatnya, produsen hand sanitizer, disinfektan, dan antiseptik berupaya meningkatkan volume produksi dari produk-produk tersebut.

Baca Juga: Respons Jokowi soal kemungkinan melakukan lockdown saat korban corona meningkat

PT Kimia Farma Tbk (KAEF) tengah memaksimalkan kapasitas produksi guna memenuhi pesanan. Produsen antiseptik dengan merek Antifect ini meningkatkan pembelian bahan baku yang dibutuhkan seperti ethanol dan pelarut. “Kami sekarang jalan full capacity untuk memenuhi pesanan (Antifect),” kata Direktur Utama Kimia Farma, Verdi Budidarmo kepada Kontan.co.id, Jumat (13/3).

Berdasarkan catatan Federasi Industri Kimia Indonesia (FIKI), peningkatan bahan kimia yang tercatat sekitar 10%-15% dibanding kondisi normal. Namun demikian, kenaikannya bisa lebih besar lagi apabila virus corona terus mewabah dan menjadi semakin tidak terkendali. “Kenaikannya sulit diprediksi,” ujar Direktur Eksekutif FIKI, Suhat Miyarso kepada Kontan.co.id, hari ini.

Baca Juga: Tangani corona, Kementerian Kesehatan dapat tambah anggaran Rp 1 triliun

Kendati demikian, Suhat mengungkapan bahwa lonjakan permintaan ethanol yang terjadi tidak serta merta diikuti oleh aksi korporasi berupa penambahan kapasitas produksi oleh produsen bahan kimia di dalam negeri. Alasannya, total kapasitas produksi terpasang ethanol baik yang sudah beroperasi maupun sedang dalam proses pembangunan yang saat ini mencapai sekitar 220.000 kiloliter per tahun dinilai masih bisa dimaksimalkan pemakaiannya untuk memenuhi pesanan ethanol.

“Belum ada yang mau investasi baru karena kebutuhan ini sifatnya sesaat saja, tidak kontinyu,” jelas Suhat.

Baca Juga: Amankah naik kereta komuter saat ini pasca virus corona merebak?

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×