kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kenaikan tarif batas bawah akan meredam perang tarif antar maskapai penerbangan


Rabu, 29 Agustus 2018 / 19:48 WIB
Kenaikan tarif batas bawah akan meredam perang tarif antar maskapai penerbangan
ILUSTRASI. Pesawat Sriwijaya Air


Reporter: Harry Muthahhari | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rencana Kementerian Perhubungan (Kemhub) menaikkan tarif batas bawah (TBB) dari sebelumnya 30% dari tarif batas atas (TBA) menjadi 35% dari TBA disambut positif maskapai penerbangan.

Direktur Komersial Sriwijaya Air Toto Nursatyo mengatakan pihaknya menyambut positif adanya kenaikan TBB tersebut. “Dengan kenaikan ini paling tidak perang tarif jadi tidak terlalu,” katanya kepada Kontan.co.id, Rabu (29/8).

Toto mengatakan, memang kenaikan itu sudah selayaknya dilakukan mengingat harga avtur semakin mahal dan nilai tukar rupiah terhadap dolar juga tetap melemah.

Toto bercerita, dulu harga avtur pernah mencapai US$ 105 per barel. Karenanya, saat itu TBB ditetapkan 40% dari TBA. Walaupun saat ini pergerakan harga avtur di kisaran US$ 65 sampai US$ 70 per barel, tapi nilai tukar rupiah terhadap pada dolar justru mengkhawatirkan.

Karena itu, bagi Sriwijaya, kenaikan TBB idealnya adalah 40% dari TBA. “Belum bisa cover sih yang wajar itu 40%. Tapi ini kita sambut gembira lah,” terangnya.

Toto menjelaskan, kenaikan TBB itu tidak serta merta menaikkan harga tiket pesawat di rute-rute padat. “Untuk jadwal weekend karena tinggi permintaan pasti harganya tetap tinggi,” katanya.

Tapi untuk jadwal-jadwal dengan volume penumpang yang sepi, baru harga tiket itu berpengaruh. Misalnya, kata Toto, hari Selasa permintaan penumpang terhadap pesawat dinilai rendah. Maka di hari itu, jika biasanya maskapai memasang tarif paling bawah yakni di 30% dari TBA, kali ini tarif paling bawahnya menjadi 35% dari TBA.

Toto mengatakan, karena daya beli juga dinilai cenderung menurun, maka Sriwijaya juga agaknya kesulitan untuk menaikkan tarif. “Kayak timbangan aja kalau naikn harga ya tingkat keterisian turun. Kalau mau keterisian penuh, turunin harga tapi kita rugi,” tambahnya.

Sementara itu, Direktur Utama Lion Air Group Edward Sirait mengatakan pihaknya bakal mengikuti regulasi yang bakal ditetapkan pemerintah, termasuk jika TBB dinaikkan 35%. "Kita ikuti pemerintah," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×