Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto
Hulu Migas khususnya Pertamina memiliki biaya-biaya yang dibebankan oleh Pemerintah. Dalam kondisi penanganan wabah covid 19 saat ini, Pertamina sudah memberikan banyak bantuan dalam covid19 inisehingga tidak serta merta harga minyak dunia turun maka harga BBM Pertamina harus diturunkan.
“Jadi, melihat bisnis Pertamina memang harus secara holistik, menyeluruh. Karena tidak hanya bermain di hilir tetapi juga di hulu, yang saat ini mengeluarkan banyak biaya. Ini yang berbeda dengan swasta lain,” kata Mamit.
Baca Juga: Permudah pemantauan stok BBM, Pertamina gencar pasang ATG di tangki pendam SPBU
Di sisi lain, tak kalah penting, perlu juga disiapkan insentif oleh pemerintah untuk K3S di masing-masing lapangan di tengah anjloknya harga minyak agar tidak terjadi pemutusan hubungan kerja (PHK).
Jangan sampai, terjadi penghentian produksi karena dari sisi dampak juga besar apalagi mayoritas sumur minyak sudah tua di mana memerlukan biaya besar jika diaktifkan lagi.
Opsi lain, pemerintah merelakan untuk mengurangi jatah bagi hasil dari penerimaan pajak negara bukan pajak dari K3S. Sehingga akan meringankan beban bisnis K3S.
Direktur Eksekutif Reforminer Institute Komaidi Notonegoro mengingatkan, sikap pemerintah yang belum menurunkan harga BBM sudah sangat tepat.
Pasalnya, meski mengalami penurunan, namun harga minyak dunia sebenarnya masih fluktuatif. Sekitar 2-3 bulan mendatang saat pandemi corona sudah mereda, diperkirakan harga akan kembali normal.
Dengan normalnya kondisi, lanjut Komaidi, otomatis sejumlah negara, seperti Jepang, Korea Selatan dan China, sudah melakukan ancang-ancang untuk perbaikan proses produksi. Begitu pula dengan negara-negara G-7, terutama di Eropa, yang saat ini masih gigih menangani COVID-19.
Baca Juga: Begini cara beli BBM non subsidi agar dapat cashback 30%
Bahkan saat ini China sudah mulai pengadaan minyak dan gas, bahkan batubara. Proses itu dimulai, karena karena industri manufaktur mereka sudah mulai berjalan.