Reporter: Ahmad Febrian | Editor: Ahmad Febrian
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indonesia mulai memasuki fase baru transformasi digital melalui konektivitas generasi terbaru berbasis IPv6 Enhanced dan Net5.5G.
IPv6 Enhanced adalah versi lanjutan dari IPv6 — alamat internet generasi baru yang menggantikan IPv4. Sedangkan Net 5,5G adalah evolusi dari jaringan 5G sebelum nanti masuk ke 6G.
Nah, pemerintah asosiasi industri, operator seluler, akademisi, dan perusahaan teknologi menyepakati sebuah kerangka nasional bersama untuk mempercepat modernisasi jaringan Indonesia. Mereka menghasilkan cetak biru untuk modernisasi jaringan Indonesia hingga tahun 2030.
Ketua Umum Asosiasi Internet of Things Indonesia (Asioti), Teguh Prasetya menegaskan pentingnya kolaborasi multipihak. “Kolaborasi pemerintah, asosiasi industri, dan penyedia teknologi adalah kunci membangun infrastruktur mendukung ledakan ekonomi digital berbasis IPv6 Enhanced Net5.5G,” ujarnya, dalam keterangan resmi, Kamis (4/12).
Cetak biru itu menegaskan kebutuhan percepatan adopsi IPv6 yang saat ini baru berada pada kisaran 15,3%–16%. Teknologi baru seperti SRv6 Slicing, 400/800GE, Wi-Fi 7, dan jaringan otonom berbasis kecerdasan buatan (AI) menjadi bagian dari agenda modernisasi yang ditargetkan berlangsung dalam dua tahap.
Baca Juga: Perkuat Ekosistem Data Nasional, BPS dan Peruri Perkuat Kolaborasi
Deputi Bidang Ekonomi dan Transformasi Digital Bappenas, Vivi Yulaswati menyatakan, penguatan infrastruktur digital menjadi elemen penting. “Net5.5G dan IPv6 Enhanced akan mengakselerasi produktivitas nasional dan menciptakan lapangan kerja bernilai tinggi,” katanya.
Staf Ahli Bidang Sosial Ekonomi dan Budaya Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi), Raden Wijaya Kusumawardhana menambahkan, teknologi ini akan memperkuat keamanan siber dan kedaulatan data. “Migrasi ke IPv6 Enhanced dan Net5.5G memberikan landasan untuk membangun arsitektur jaringan yang lebih aman,” ujarnya.
Ia mencatat, peningkatan adopsi IPv6 Indonesia dari 6% pada 2022 menjadi 16% pada tahun 2024. Adapun target mencapai 31% pada tahun 2030, meski masih menghadapi tantangan rendahnya penetrasi 5G yang baru 4,4%.
Direktur Network Telkomsel, Indra Mardiatna menuturkan, IPv6 membawa peningkatan keamanan bawaan yang lebih tinggi. Presiden Carrier IP Marketing & Solution Department Huawei, Li Haifeng menambahkan, integrasi mendalam antara jaringan dan kecerdasan buatan akan membuka peluang nilai baru di berbagai sektor.
Selanjutnya: Upaya Pengembang Memitigasi Banjir di Wilayah Jonggol
Menarik Dibaca: Variasi MPASI Kunci Anak Lahap Makan, Ini Tips dari SUN
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













