kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.902.000   8.000   0,42%
  • USD/IDR 16.222   -22,00   -0,14%
  • IDX 7.002   58,02   0,84%
  • KOMPAS100 1.019   7,43   0,73%
  • LQ45 776   7,34   0,96%
  • ISSI 230   0,65   0,28%
  • IDX30 400   4,79   1,21%
  • IDXHIDIV20 461   6,01   1,32%
  • IDX80 114   0,88   0,77%
  • IDXV30 116   0,92   0,80%
  • IDXQ30 129   1,13   0,88%

Keuangan Garuda Indonesia (GIAA) berdarah-darah, ini kata pengamat


Jumat, 04 Juni 2021 / 21:27 WIB
Keuangan Garuda Indonesia (GIAA) berdarah-darah, ini kata pengamat
ILUSTRASI. Pesawat Garuda Indonesia


Reporter: Venny Suryanto | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) masih terus tertekan oleh pandemi covid-19. Tercatat utang Garuda Indonesia menyentuh Rp 70 triliun per Mei 2021. 

Pengamat Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dari Universitas Indonesia (UI) Toto Pranoto mengatakan, ada beberapa langkah untuk menyelamatkan Garuda Indonesia dari lilitan utang tersebut. 

Misalnya, suntikan pinjaman modal kerja dari pemerintah lewat PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero). 

Selain itu, GIAA juga bisa melakukan restrukturisasi radikal pada pengelolaan struktur biaya yang harus dilanjutkan. Restrukturisasi terutama dalam melakukan renegosiasi dengan lessor pesawat. 

“Karena beban utang Garuda Indonesia adalah sebagian besar di biaya leasing pesawat,” jelas Toto kepada Kontan.co.id, Jumat (4/6). 

Baca Juga: Soal opsi penyelamatan Garuda Indonesia (GIAA), begini kata serikat pekerja

 

Ia menambahkan, restrukturisasi juga harus dilakukan di sisi bisnis dimana share pendapatan kargo yang harus bisa ditingkatkan secara optimal serta perlunya strategi untuk mengatur ulang rute pesawat. Hal ini agar aspek efisiensi dan fokus pada segmen market  dapat dijalankan. 

Selain itu, perusahaan pelat merah ini bisa mengistirahatkan hampir separuh armada pesawat bisa menjadi langkah yang bagus buat mengurangi tekanan cashflow pada keuangan GIAA

“Pemberhentian armada ini bisa dilakukan untuk jangka menengah sampai jangka panjang. Sekaligus menunggu pemulihan ekonomi pasca Covid-19 sekaligus untuk penyehatan Garuda. Apabila kinerja GIAA sudah mulai membaik maka rencana expansi fleet bisa dipikirkan kembali,” pungkas Toto.

Selanjutnya: Kasus penyelundupan Harley & Brompton, Eks Dirut Garuda dituntut 1 tahun penjara

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Driven Financial Analysis Executive Finance Mastery

[X]
×