Reporter: Abdul Basith | Editor: Dupla Kartini
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Peningkatan produksi dan harga crude palm oil (CPO) mengerek kinerja PT PP London Sumatera Indonesia Tbk (LSIP) hingga triwulan ketiga tahun ini.
"Kenaikan pendapatan terutama karena kenaikan produksi dan kenaikan harga jual untuk CPO dan inti sawit," ujar Direktur Utama PT PP London Sumatera Indonesia, Benny Tjoeng kepada KONTAN, Rabu (8/11).
Berdasarkan laporan keuangan periode Januari hingga September 2017, perusahaan mencatatkan pendapatan sebesar Rp 3,57 triliun. Angka tersebut naik 96% dibandingkan periode yang sama tahun lalu yaitu hanya Rp 2,61 triliun.
Kenaikan pendapatan diikuti peningkatan laba sebesar 135% year on year (yoy) menjadi Rp 639,68 miliar dari sebelumnya sebesar Rp 272,11 miliar.
Mengutip Bloomberg, Rabu (8/11), harga CPO pengiriman Januari 2018 di Malaysia Derivative Exchange ditutup di level US$ 667,58 per metrik ton. Sepanjang tahun berjalan, harganya sudah naik 4,37%.
Tren harga CPO diprediksi akan terus naik hingga 2018. Akhir pekan lalu, analis Godrej International Ltd, Dorab Mistry memprediksi, harga sawit akan terus tumbuh. Ia memperkirakan pada akhir tahun nanti, harga sawit bisa mencapai US$ 800 per ton.
Berdasarkan analisis Dorab, kenaikan harga CPO dipengaruhi tingkat konsumsi yang semakin tinggi. Sementara produksi kelapa sawit dinilai cenderung melemah.
Hal senada diungkapkan Direktur Eksekutif Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki), Fadhil Hasan. Ia bilang, meski produksi tetap tumbuh tetapi melambat.
Estimasi pertumbuhan pada 2015 hingga 2020 hanya sebesar 3%. Sementara pertumbuhan produksi minyak sawit tahun 2005 hingga 2010 sebesar 10% dan tahun 2010 hingga 2015 sebesar 8%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News