kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.350.000   -4.000   -0,17%
  • USD/IDR 16.665   -20,00   -0,12%
  • IDX 8.272   -2,63   -0,03%
  • KOMPAS100 1.147   -2,68   -0,23%
  • LQ45 828   0,00   0,00%
  • ISSI 290   -1,26   -0,43%
  • IDX30 434   0,97   0,22%
  • IDXHIDIV20 499   3,67   0,74%
  • IDX80 127   -0,55   -0,43%
  • IDXV30 136   -0,78   -0,57%
  • IDXQ30 138   0,41   0,30%

Program MBG Berpotensi Dongkrak Permintaan Kedelai Hingga 20%


Minggu, 26 Oktober 2025 / 14:10 WIB
Diperbarui Minggu, 26 Oktober 2025 / 14:30 WIB
Program MBG Berpotensi Dongkrak Permintaan Kedelai Hingga 20%
ILUSTRASI. Gakoptindo menghitung, dengan adanya rogram MBG, permintaan kedelai Indonesia diperkirakan meningkat sekitar 10%-20% per tahun.?


Reporter: Shintia Rahma Islamiati | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Program Makan Bergizi Gratis (MBG) dinilai berpotensi mendorong peningkatan permintaan bahan baku kedelai, seiring dengan kemungkinan bertambahnya konsumsi produk tempe dan tahu dalam menu harian program tersebut.

Ketua Dewan Penasihat Gabungan Koperasi Produsen Tempe dan Tahu Indonesia (Gakoptindo) Aip Syaifuddin mengatakan, jika dalam seminggu terdapat menu tempe dan tahu sebanyak tiga kali, maka permintaan kedelai diperkirakan akan meningkat sekitar 10%-20% per tahun.

“Kalau MBG ini menunya tiga kali seminggu saja ada tempe dan tahu, otomatis kebutuhan bahan bakunya bisa naik antara 10%-20%,” ujarnya kepada Kontan, Jumat (25/10/2025).

Baca Juga: Program MBG Berpotensi Dorong Pertumbuhan Impor Kedelai AS ke Indonesia

Aip menuturkan, sejauh ini produksi tempe dan tahu nasional masih stabil. Namun, sudah mulai terlihat adanya tambahan permintaan dari pelaksanaan program MBG, meski belum signifikan. 

“Mulai ada permintaan tambahan, tapi masih kecil. Dengan adanya MBG, otomatis kebutuhan dari pasar juga akan naik,” jelasnya.

Ia menambahkan, tempe dan tahu merupakan sumber protein nabati yang cocok bagi masyarakat Indonesia, baik dari sisi cita rasa maupun nilai gizi. Selain itu, harga tempe dan tahu jauh lebih terjangkau dibandingkan daging.

“Tempe dan tahu itu selain cocok untuk lidah orang Indonesia, juga murah. Harganya hanya seperdelapan dari harga daging, padahal nutrisinya kurang lebih sama,” kata Aip.

Ia juga menepis anggapan bahwa konsumsi tempe dan tahu dapat menyebabkan penyakit seperti kolesterol atau tekanan darah tinggi. 

“Itu tidak benar. Industri tempe dan tahu sudah tersertifikasi dari Kementerian Perindustrian, jadi produk kami aman dan bersih,” tegasnya.

Baca Juga: Impor Kedelai Capai 1,47 Juta Ton hingga Juli 2025, AS Masih Dominan

Terkait pasokan kedelai, Aip memastikan stok bahan baku masih mencukupi untuk dua bulan ke depan. Namun, pihaknya akan menyiapkan tambahan pasokan jika pelaksanaan program MBG berkembang dan kebutuhan tempe-tahu meningkat.

“Sekarang stok masih aman karena pesanan MBG belum banyak. Tapi kalau nanti program itu rutin menambah menu tempe dan tahu, misalnya dua kali seminggu, kami siap menyesuaikan pasokan,” ujarnya.

Selanjutnya: Tren Peralihan Nasabah ke Produk Tradisional Berdampak Positif bagi Prudential

Menarik Dibaca: Apa yang Terjadi Apabila Mengonsumsi Ayam Setiap Hari?

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Video Terkait



TERBARU

[X]
×