Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah emiten sawit masih optimistis terhadap prospek bisnis sawit meski industrinya dibayangi efek wabah Corona (COVID-2019). Pasalnya, Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) memperkirakan ekspor produk sawit agak sedikit turun akibat pengusaha yang masih wait and see.
PT Mahkota Group Tbk (MGRO) masih melihat prospek industri sawit yang cerah di sepanjang tahun ini. Sekretaris Perusahaan Mahkota Group, Elvi menjelaskan Mahkota Group masih optimistis walaupun saat ini terdapat ancaman resesi ekonomi global akibat wabah virus Corona maupun situasi politik.
Baca Juga: Gapki proyeksikan ekspor CPO dan turunannya akan merosot terdampak virus Corona
"Prospek bisnis sawit masih baik karena kebutuhan produk yang dihasilkan dari bisnis ini semakin meningkat," jelasnya kepada Kontan.co.id, Kamis (27/2).
Lebih lanjut, Elvi menjelaskan di sepanjang 2020 Mahkota Group akan fokus pada pengembangan dan penjualan produk hilirisasi, yakni pabrik baru Refinery dan KCP akan beroperasi penuh. Adapun strategi untuk peningkatan kinerja akan dilakukan pada sektor hulu juga.
Beberapa lokasi perkebunan di daerah Sumatra Selatan sudah menjadi target dari perusahaan guna menambah pasokan bahan baku untuk PKS yang baru diambil alih oleh entitas anak pada bulan November 2019 yang lalu.
Baca Juga: Ubah CPO jadi bahan bakar, pabrik katalis akan groundbreaking akhir Maret
Selain ke dua sektor tersebut, Mahkota Group juga telah menjajaki kerjasama dengan GREE Energy untuk proyek setrum dari pengolahan limbah sawit menjadi listrik.
Secara umum efisiensi biaya energi tersebut akan didapat PLN selaku sebagai pembelinya karena produksi listrik tersebut merupakan energi renewable yang ramah lingkungan.
Dihubungi terpisah, PT Bakrie Sumatera Plantations (UNSP) mengakui belum ada dampak yang dirasakan perusahaan akibat efek gulir dari wabah virus Corona.
"Bakrie menjual domestik, tidak ada masalah sejauh ini," jelas Investor Relation and Director UNSP Andi W Setianto kepada Kontan.co.id, Kamis (27/2).
Baca Juga: Sampoerna Agro (SGRO) tawarkan surat utang senilai Rp 600 miliar
Selain itu, Bakrie Sumatera juga melakukan penjualan Olechemical ke P&G (Procter & Gamble) International yang turut mendukung penjualan ekspor perusahaan.
Adapun di 2020 ini, UNSP mengakui prospek bisnis oleokimia di 2020 akan lebih baik, bahkan komposisinya bisa 50% dari pendapatan konsolidasi perusahaan. "Di 2020 kami akan memaksimalkan utilisasi pabrik hingga 100% sehingga bisa memproduksi oleokimia sebanyak 9.000 ton per bulan," jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News