kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.946.000   19.000   0,99%
  • USD/IDR 16.330   14,00   0,09%
  • IDX 7.345   -53,46   -0,72%
  • KOMPAS100 1.030   -14,36   -1,37%
  • LQ45 782   -6,67   -0,85%
  • ISSI 245   -3,19   -1,29%
  • IDX30 405   -3,55   -0,87%
  • IDXHIDIV20 467   0,58   0,12%
  • IDX80 116   -1,36   -1,15%
  • IDXV30 118   -0,58   -0,49%
  • IDXQ30 130   -0,02   -0,02%

Kini, giliran Mendag kecewa kepada pedagang sapi


Rabu, 17 Juli 2013 / 13:41 WIB
Kini, giliran Mendag kecewa kepada pedagang sapi
ILUSTRASI. HEPA filter merupakan jenis filter yang banyak digunakan di air purifier.


Sumber: kompas.com | Editor: Dikky Setiawan

JAKARTA. Menteri Perdagangan Gita Wirjawan mengaku cukup kecewa dengan para pedagang atau pengusaha sapi, karena tidak segera menurunkan harga daging.

"Kami cukup kecewa dengan pedagang atau pengusaha sapi yang sudah diberikan alokasi dan akselerasi alokasi yang mana mereka sudah mendapatkan 109.000 ekor tapi masih belum bukan hanya memotong secara cepat tapi belum menurunkan harga," kata Gita di Kantor Kemenko Perekonomian, Rabu (17/7/2013).

Gita juga menyatakan bahwa para pedagang atau pengusaha sapi itu masih menjual ke rumah pemotongan hewan (RPH) dengan harga yang cukup tinggi. "Mereka masih menjual ke RPH dalam bentuk karkas kurang lebih harga Rp. 37.000 per kilogram. Mereka masih bisa menurunkan harga," lanjutnya.

Untuk mengatasinya, maka pemerintah memutuskan untuk melakukan impor daging sapi. Tujuannya adalah untuk menciptakan stabilitas harga. "Oleh karena itu kami mengambil sikap untuk mendatangkan pasok dalam bentuk sapi siap potong," kata Gita.

Harga daging sapi mengalami lonjakan, bahkan hingga menembus angka Rp.100.000. Untuk menstabilkan harga, pemerintah mengimpor daging sapi sebanyak 3.000 ton. Pemerintah menargetkan harga daging dapat ditekan hingga Rp. 75.000.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Driven Financial Analysis Executive Finance Mastery

[X]
×