Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menjelang tutup tahun 2025, pemerintah gencar mencairkan anggaran sembari mengucurkan stimulus ekonomi dan bantuan sosial. Produsen barang konsumsi berharap langkah ini bisa membawa dampak positif bagi industri Fast Moving Consumer Goods (FMCG).
Sekretaris Perusahaan PT Kino Indonesia Tbk (KINO) Anggara Andrian Linanda berharap dari sisi makro ekonomi, penyaluran stimulus dan bantuan sosial pemerintah bisa turut menjaga konsumsi rumah tangga. Sementara dari sisi industri, kompetisi dan inovasi produk yang semakin tinggi dapat mendorong pertumbuhan penjualan.
"Program pemerintah ini diharapkan dapat meningkatkan konsumsi rumah tangga masyarakat. Kondisi ini menjadi momentum yang baik bagi industri FMCG untuk meningkatkan kinerja yang optimal, membuat inovasi yang relevan dan memastikan distribusi yang luas," kata Anggara kepada Kontan.co.id, Selasa (28/10/2025).
Anggara melihat peluang untuk mencapai tren perbaikan kinerja di industri FMCG, baik secara kuartalan maupun dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Peluang pertumbuhan terbuka lebar, terutama pada produk kebutuhan harian dan personal care.
Baca Juga: FMCG hingga Travel Jadi Sektor Paling Untung dari Integrasi Teknologi
Menurut Anggara, tantangan saat ini terletak pada persaingan pasar dan tuntutan tinggi pada manajemen rantai pasok untuk memenuhi permintaan pasar. "Kami melihat tetap positif seiring kebiasaan konsumsi masyarakat menjelang akhir tahun dan realisasi belanja pemerintah yang mendorong perputaran ekonomi," ungkap Anggara.
Dihubungi terpisah, Direktur Utama PT Siantar Top Tbk (STTP) Armin mengungkapkan penjualan produk FMCG khususnya kategori makanan sempat tertekan pada awal tahun 2025. Perbaikan mulai terjadi pada kuartal II hingga kuartal III-2025.
Hanya saja, pertumbuhan penjulan tidak signifikan atau hanya berada di level single digit. Armin berharap kucuran stimulus ekonomi dan bantuan sosial bisa kembali menggairahkan daya beli dan konsumsi masyarakat. Namun, Armin tetap menaruh target yang realistis.
Baca Juga: Strategi Siantar Top (STTP) Tetap Kejar Pertumbuhan Dobel Digit pada Semester II-2025
Catatan Armin, program insentif dan bantuan sosial pemerintah belum signifikan menggairahkan konsumsi kelas menengah. Armin pun memberikan gambaran, penjualan produk Siantar Top melalui pasar tradisional masih lebih baik ketimbang di pasar modern.
Selain itu, Armin menyoroti bahwa kucuran stimulus ekonomi perlu waktu untuk terserap sampai menggerakkan ekonomi masyarakat. Dengan waktu yang tersisa dua bulan lagi, Armin memprediksi kinerja penjualan produk FMCG tahun ini hanya bisa tumbuh pada level single digit.
"Perputaran uang hingga ke bawah itu bertahap, sampai masyarakat kerja, lalu belanja. Anggap (dampak dari stimulus ekonomi) terasa di November atau Desember, sudah akhir tahun. Jadi kalau pun tumbuh, mungkin tidak begitu signifikan," tandas Armin.
Baca Juga: FKS Food (AISA) Intip Peluang dari Efek Kucuran Stimulus Ekonomi
Selanjutnya: Menkeu Purbaya Tiru Cara SBY Untuk Kerek Tax Ratio Indonesia
Menarik Dibaca: Ada 23 Juta Orang Naik LRT Jabodebek Sejak Januari Hingga Oktober 2025
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













