Reporter: Francisca Bertha Vistika | Editor: Francisca bertha
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Integrasi antara sistem bisnis warisan (legacy) dengan teknologi modern dinilai menjadi strategi penting untuk memperkuat daya saing pelaku usaha di era digital.
Model ini memungkinkan bisnis tidak hanya menjaga efisiensi operasional, tetapi juga membuka peluang inovasi dan sumber pendapatan baru.
Menurut Yosua Sugialam, Co-Founder & CEO Paper.id, manfaat terbesar akan dirasakan sektor-sektor dengan volume transaksi besar dan rantai pasok yang kompleks.
"Integrasi inventory dan pembayaran real-time mempercepat perputaran modal di FMCG dan ritel," katanya kepada Kontan, Senin (11/8).
Ia menjelaskan, sistem pembayaran digital di F&B membantu mengontrol arus kas harian dan memudahkan ekspansi outlet. Di health & beauty, digitalisasi billing mempercepat arus kas dan memastikan kepatuhan.
Sementara di travel & hospitality, otomatisasi invoicing lintas negara menekan biaya transfer dan mempercepat settlement.
Baca Juga: Teknologi MediaTek Kini Hadir di Ponsel, Rumah, dan Mobil
Yosia menekankan, adopsi teknologi di sektor-sektor tersebut tidak berhenti pada efisiensi. Ia melihat ruang monetisasi baru yang dapat langsung berdampak pada pertumbuhan.
Potensi itu mencakup optimasi modal kerja lewat corporate card, ekspansi lintas negara dengan solusi pembayaran digital cross-border, hingga pemanfaatan data transaksi untuk mendapatkan pembiayaan yang lebih kompetitif.
"Transformasi pembayaran bukan hanya soal efisiensi, tapi juga pintu menuju sumber pendapatan baru yang sebelumnya belum terbayangkan," ujarnya.
Berdasarkan data Bank Indonesia, nilai transaksi pembayaran digital di segmen B2B tumbuh lebih dari 20% secara tahunan, dengan peningkatan signifikan di sektor UMKM menengah.
Selain itu, penggunaan kartu korporasi untuk pengeluaran operasional meningkat, terutama di bisnis dengan mobilitas tim tinggi, seperti FMCG, distribusi, dan event.
Tren lainnya adalah pergeseran ke model embedded finance, di mana pelaku usaha menginginkan solusi keuangan terintegrasi langsung ke alur kerja (workflow) tanpa perlu berpindah platform.
Baca Juga: Memperkuat Pertumbuhan Bisnis Lewat Digitalisasi dan Inovasi Teknologi
"Strategi kami adalah menjadi penghubung antara sistem legacy yang sudah mapan dengan teknologi pembayaran dan pembiayaan terbaru, sehingga bisnis dapat tumbuh lebih cepat, efisien, dan aman," kata Yosia.
Ia menilai pendekatan ini akan membantu pelaku usaha memanfaatkan aset yang sudah ada sambil mempercepat transisi ke digital.
Di tingkat industri, integrasi ini juga dinilai dapat memperluas pasar dan meningkatkan ketahanan bisnis.
Dengan data transaksi yang terdigitalisasi, pelaku usaha dapat mengantisipasi risiko, mengambil keputusan berbasis analisis yang lebih presisi, dan menjangkau pasar baru, termasuk ekspor.
Penerapan sistem pembayaran yang cerdas juga membuka peluang penawaran produk atau layanan berbasis langganan (subscription) yang sebelumnya sulit dilakukan dengan metode manual.
Selanjutnya: Penjualan Garudafood (GOOD) Tumbuh 5,76% Jadi Rp 6,04 Triliun di Semester I-2025
Menarik Dibaca: Desa Wisata Pentingsari di Lereng Merapi Tak Sekadar Menawarkan Pesona Alam
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News