Reporter: Tane Hadiyantono | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Industri pakan mandiri untuk ikan budidaya tengah didorong pemerintah demi menambah diverifikasi produk pangan. Tak hanya itu, dengan berkembangnya pakan mandiri dengan bahan olahan dalam negeri, bisa mengurangi ketergantungan budidaya ikan pada komponen bahan baku yang masih diimpor.
Direktur Jenderal Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Slamet Soebjakto menyampaikan bahwa pihaknya aktif memberikan bantuan dan pelatihan untuk meningkatkan produktivitas pakan mandiri dengan bahan lokal.
Salah satunya adalah dengan menyediakan bantuan mesin pakan mandiri. " Sekarang sedang dalam tataran pendistribusian. Jumlahnya 50 mesin plus satu yang besar untuk tahun 2018, mulai operasional tahun depan," katanya, Rabu (7/11).
Kemudian tahun depan direncanakan akan ada pengadaan 55 mesin pakan ternak mandiri lagi. Adapun mesin tersebut memiliki kapasitas produksi 1 ton per jam dan 200 kilogram per jam.
Tahun ini KKP memperhitungkan volume kebutuhan pakan nasional bakal mencapai 9,67 juta ton. Mayoritas sebesar 6,965 juta ton untuk ikan air tawar, kemudian 1,7 juta ton untuk udang dan sisa 1 juta ton untuk ikan air laut.
Tapi produksi pakan ikan pabrikan tahun 2017 baru mencapai 1,555 juta ton.
Adapun kebutuhan tersebut masih disokong impor berbagai bahan baku dasar seperti bungkil kedelai, gandum, tepung ikan dan vitamin hingga 486.140 ton pada tahun 2017.
Asal tahu, kontribusi tepung ikan bisa mencapai 30% pakan dan tepung kedelai hingga 25% pakan.
Adapun perhitungannya untuk volume produksi pakan masih di bawah kebutuhan yang diperkirakan sebesar 7,49 juta ton ikan.
Kemudian produksi pakan mandiri yang berupa pelet telah mencapai 26.500 ton, angka ini belum termasuk pakan ikan dari limbah organik yang tidak menggunakan mesin.
"Kontribusi pakan mandiri itu masih 13-14% ke nasional," katanya.
Slamet mengharapkan dengan semakin berkembangnya pakan ternak mandiri bisa menjadi pesaing untuk pakan dari pabrik besar.
Apalagi pakan mandiri bisa memberikan variasi bahan baku pengganti impor seperti limbah sawit alias palm kernel meal (PKM), limbah tapioka, eceng gondok dan sampah organik lainnya.
Adapun harga pakan mandiri menurutnya bisa di tetapkan antara kesepakatan produsen namun dan ia perkirakan bisa di kisaran Rp 6.000 - Rp 7.000 per kg. Harga ini bersaing jauh dari harga pakan pabrikan yang bisa mencapai Rp 12.000 per kg.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News