kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45927,64   6,18   0.67%
  • EMAS1.325.000 -1,34%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

KKP dorong produksi patin merebut pasar internasional


Rabu, 11 April 2018 / 11:20 WIB
KKP dorong produksi patin merebut pasar internasional
ILUSTRASI. Sentra Salai Patin di Desa Koto Masjid, Kampar, Riau


Reporter: Abdul Basith | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) akan mendorong produksi ikan patin untuk merebut pasar domestik dan internasional.

Tidak hanya pasar domestik, pasar ekspor ikan patin pun dinilai akan digenjot. Hal tersebut didorong dengan munculnya penolakan patin fillet atau dory dari Vietnam.

"Penolakan patin Vietnam kesempatan kita, budidaya patin Indonesia bisa ditingkatkan produksinya karena teknologi dan lahannya sudah siap," ujar Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Nilanto Perbowo dalam acara Marine & Fisheries Business & Investment Forum (MFBIF) mengenai Strategi Industri Patin Merebut Pasar Domestik dan Internasional, Rabu (11/4).

Patin diakui sebagai salah satu komoditas andalan Indonesia sebagai komoditas industri. Produksi sentra budidaya ikan patin meliputi Jambi, Palembang, Riau, Lampung, Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah.

Peluang industri patin untuk konsumsi lokal sangat terbuka luas akibat kebijakan larangan impor patin oleh KKP. keamanan pangan yang akan dietatapkan KKP melalui Standar Nasional Indonesia (SNI) menjadi peluang bagi patin lokal. "Patin harus menjadi tuan rumah di negeri sendiri," terang Nilanto.

Pada permintaan pasar domestik, angka konsumsi ikan patin per kapita cenderung meningkat tiap tahunnya yakni mencapai 21,9 % terhitung dari tahun 2014 hingga 2017. Angka tersebut terbagi atas produk ikan segar sebanyak 76% dan ikan asing diawetkan 15%.

Kebutuhan patin di mancanegara pun menunjukkan tren positif. Impor patin di negeri tirai bambu tersebut tumbuh pesat hingga mencapai 34.400 ton per tahun.

Angka tersebut disusul oleh Thailand yang mencapai 19.200 ton per tahunnya. Di Amerika Latin, impor ikan patin juga menunjukkan kenaikan hingga 12,3%.

Meningkatnya kebutuhan patin di beberapa negara tersebut, merupakan kesadaran masyarakat dalam memenuhi gizi dan protein. Ini juga dapat dijadikan peluang bagi Indonesia, untuk menduniakan patin lokal. "Patin yang sudah mulai diekspor ke berbagai negara perlu terobosan agar lebih bagus lagi produksinya," jelas Nilanto.

Saat ini mayoritas produksi patin Indonesia dijual di pasar ekspor. Porsi ekspor patin didominasi oleh Thailand sebesar 44% dari produksi, diikuti Jepang 15%, dan Myanmar 14%.

Sementara produksi patin tahun 2016 sebesar 437.111 ton. Angka tersebut akan ditingkatkan pada tahun 2018 dengan target produksi sebesar 604.587 ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×