Reporter: Abdul Basith | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) meminta industri surimi melakukan reorientasi dengan diversifikasi usaha perikanan. Mengingat besarnya kebutuhan pasokan ikan yang acapkali menemui kendala.
"Kita akan mendorong surimi untuk menurunkan kapasitasnya dan beralih ke unit usaha baru," ujar Direktur Jenderal Perikanan Tangkap (DJPT), Sjarief Widjaja dalam siaran pers (17/1).
Sjarief bilang stok ikan akan habis apabila memenuhi kebutuhan produksi pabrik surimi. Kebutuhan pabrik surimi yang besar mencapai 1.500 ton ikan sebulan.
KKP akan menawarkan kerja sama untuk mulai membuka unit baru. Unit perikanan itu nantinya tidak diletakkan di Jawa, tetapi di sentra-sentra perikanan milik KKP.
Lokasi yang ditawarkan di antaranya Merauke, Dobo, Tual, Saumlaki, Timika, Sebatik, dan Natuna. Sjarief juga mengusulkan kepada pelaku usaha surimi agar membuat industri perikanan yang berbasis pada spesies lokal.
Laut Indonesia yang seluas 5,8 juta kilometer (km) persegi ini memiliki jenis ikan yang unik. Laut tersebut terbagi menjadi tiga bagian, yaitu bagian Papua yang secara geografis melekat pada Benua Australia; bagian barat Indonesia hingga Kalimantan yang secara geografis melekat dengan benua Asia; dan bagian Sulawesi, Maluku, Nusa Tenggara Barat (NTB), dan Nusa Tenggara Timur (NTT) yang masuk pada Samudera lepas.
Ketiga bagian tersebut juga memiliki spesies ikan yang berbeda-beda. Pada bagian barat ditemukan jenis ikan kerapu, kakap merah, lobster, udang, dan sedikit ikan kembung, ikan layang, dan tongkol.
Sedangkan di perairan bagian Papua terdapat spesies seperti cumi, kakap merah, ikan gulama, udang, dan beberapa spesies lainnya. Adapun di bagian samudera lepas hidup migratory fish, seperti tuna, tongkol, dan cakalang.
Industri surimi nantinya akan dikombinasikan dengan jenis usaha perikanan lainnya. Jenis usaha itu seperti frozen seafood, fillet, loin (tuna) ataupun ikan segar. "Kita harus bisa multiproduk, multispesies dengan nilai tambah yang tinggi," terangnya.
Sebelumnya Sjarief telah melakukan pertemuan dengan pengusaha dari 14 perusahaan surimi guna membicarakan reorientasi pengembangan industri perikanan tangkap. Turut hadir dalam kesempatan tersebut Ketua Asosiasi Pengusaha Pengolahan dan Pemasaran Produk Perikanan Indonesia (AP5I) Budi Wibowo.
Sebagai tindak lanjut rencana ini, KKP akan memboyong pengusaha untuk melihat sentra perikanan serta fasilitas yang tersedia. Dalam waktu dekat KKP dan industri surimi akan melakukan penandatanganan kontrak kerja sama.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News