Reporter: Abdul Basith | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sulitnya mendapatkan bahan baku akibat pelarangan cantrang membuat pabrik surimi menurunkan produksinya.
"Saat ini pabrik rata-rata hanya mengolah 40% dari kapasitas produksi," ujar Direktur PT Southern Marine Products (SMP), Agus Amin Thohari kepada Kontan.co.id, Senin (11/12).
Pelarangan cantrang dikatakan menjadi penyebab kurangnya bahan baku. Agus bilang PT SMP bisa produksi 40 ton hingga 50 ton paling banyak.
Harga pun sudah bergerak naik akibat langkanya bahan baku. Selain karena pelarangan cantrang, cuaca ekstrem juga ikut menekan bahan baku.
Harga bahan baku surimi saat sekitar Rp 8.000 per kilogram (kg) sampai Rp 8.500 per kg. Sementara sebelumnya Rp 7.000 per kg hingga Rp 7.500 per kg. "Harga naik tidak terlalu besar yang masalah adalah kurang bahan baku," terang Agus.
Alat tangkap yang diganti oleh pemerintah dinilai tidak banyak membawa perubahan. Nelayan masih banyak yang enggan mengganti alat tangkap karena tidak sesuai untuk menangkap ikan bahan baku produksi surimi.
Tahun 2018 pelarangan cantrang dinilai Agus akan kembali mendapatkan penolakan dari nelayan. Bila hal tersebut diundur, industri masih akan mendapatkan bahan baku.
Surimi dinilai merupakan produk yang berpotensi untuk pasar ekspor. Asal tahu saja, akibat ketidakjelasan bahan baku, importir surimi mulai berpaling dari Indonesia. Importir surimi berpaling ke India dan Vietnam.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News