kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.499.000   -40.000   -2,60%
  • USD/IDR 15.935   -60,00   -0,38%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Komisi VII bakal kaji untung rugi pembangunan smelter tembaga baru


Jumat, 27 November 2020 / 11:55 WIB
Komisi VII bakal kaji untung rugi pembangunan smelter tembaga baru
ILUSTRASI. pengolahan tembaga


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Anna Suci Perwitasari

Isu yang menjadi polemik selama ini adalah pembangunan smelter tembaga baru PT Freeport Indonesia (PTFI). Rencananya, Freeport bakal membangun smelter tembaga di JIIPE, Gresik, Jawa Timur dengan kapasitas 2 juta ton konsentrat tembaga.

Berdasar informasi yang diterima Eddy, pembangunan smelter tembaga baru dengan kapasitas sebesar itu bisa membuat kerugian sebesar US$ 300 juta atau sekitar Rp 4,5 triliun per tahun. 

Berhubung 51% PTFI sudah dimiliki entitas Indonesia melalui PT Inalum (MIND ID) dan Pemda Papua, Eddy menyampaikan bahwa pihaknya perlu mencari solusi agar holding pertambangan BUMN tersebut tidak ikut menanggung kerugian.

"Ini yang kami cegah (kerugian BUMN). Karena kalau pun ada kerugian, 51% kerugian itu adalah kerugian dari Inalum, itu yang perlu kita perhatikan," ujar Eddy.

Baca Juga: Ada opsi pangkas kapasitas 1,7 juta ton, Freeport evaluasi nilai investasi smelter

Kendati begitu, Eddy menegaskan bahwa bukan berarti kesimpulan akhirnya adalah PTFI tidak perlu membangun smelter baru. Menurutnya, Komisi VII akan terlebih dulu menampung masukan dan melakukan kajian komprehensif bersama Kementerian ESDM guna mencari solusi untuk direalisasikan.

"Terlalu dini untuk menyimpulkan apa pun saat ini. Namun yang penting, kami sudah melihat sejumlah pokok permasalahan untuk dikaji lebih lanjut. Kami cari win win solution. Sehingga ada optimalisasi penerimaan negara, ada produk yang bernilai tambah namun mencegah BUMN menderita kerugian," pungkas Eddy.

Asal tahu saja, persoalan smelter tembaga ini sempat menghangat di Rapat Kerja Komisi VII DPR RI bersama Menteri ESDM pada Senin (23/11). Namun diakhir rapat, disimpulkan bahwa Komisi VII mendesak Menteri ESDM untuk terus bertindak tegas terhadap pembangunan smelter yang terlambat.

Selain itu, Komisi VII juga mendesak Menteri ESDM agar menyampaikan kajian nilai-nilai ekonomi dan kemanfaatan pembangunan smelter di Indonesia untuk dibahas pada Rapat Kerja Komisi VII pada Masa Sidang berikutnya.

Selanjutnya: Usai terhambar pandemi corona, Menteri ESDM targetkan 53 smelter mineral di 2024

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×