Reporter: Filemon Agung | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Institute for Essential Services Reform (IESR) menyebut rencana PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) melakukan konversi 1 juta kompor Liquified Petrolium Gas (LPG) menjadi kompor induksi dapat mendorong konsumsi listrik.
Direktur Eksekutif IESR, Fabby Tumiwa, mengatakan, dengan penggunaan kompor induksi yang masif maka konsumsi listrik bakal bertambah dan berpotensi mengalami pertumbuhan berkala ke depannya.
Kendati demikian, Fabby mengungkapkan potensi penghematan subsidi LPG belum tentu terjadi.
"Kalau pengguna yang tadi gunakan LPG 3kg kan pemerintah bisa kurangi subsidi. Kalau yang sebelumnya pelanggannya gunakan LPG 12kg itu kan gak disubsidi," jelas Fabby kepada Kontan.co.id, Jumat (18/12).
Baca Juga: Indonesia power gandeng ITS kembangkan kompor listrik generasi baru
Fabby melanjutkan, demi bisa menikmati kompor induksi dibutuhkan daya listrik di kisaran 2.200 VA hingga 3.300 VA. Ia memastikan dengan kriteria seperti itu maka hanya kelompok rumah tangga berpendapatan menengah ke atas yang dapat menikmatinya.
Kendati peningkatan daya mungkin saja dilakukan, Fabby menilai ada sejumlah pertimbangan bagi konsumen. Salah satunya jika selama ini kelompok masyarakat tersebut masuk dalam kelompok pelanggan penerima subsidi.
Dengan menaikan daya, maka pelanggan tidak akan lagi masuk dalam kelompok yang disubsidi. Ia pun berharap PLN memiliki strategi yang tepat mengatasi hal ini.
Selain itu, ia mengusulkan agar PLN menggandeng vendor dalam rencana mendorong konversi 1 juta kompor induksi ini.
"Kalau masyarakat yang harus beli harga kompor Rp 800.000 sampai Rp 1,2 juta, kalau kaya begitu kan yang mampu beli kelompok menengah," kata Fabby.
Selanjutnya: PLN perpanjang promo diskon tambah daya bagi UMKM hingga akhir tahun
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News