Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Yudho Winarto
Tony bilang, smelter tembaga memiliki kapasitas input 2 juta ton konsentrat tembaga per tahun dan dapat menghasilkan katoda tembaga sebanyak 550.000 ton per tahun. Fasilitas ini ditargetkan rampung Kuartal IV 2023.
Sementara kapasitas fasilitas PMR bisa mengolah 6.000 lumpur anoda per tahun. Menurut Tony, fasilitas PMR ini bisa rampung lebih awal, yakni sekitar Kuartal IV 2022.
Produk turunan yang bisa dihasilkan dari fasilitas PMR itu ialah emas, perak, platinum, paladium, selenium, bismut, dan timbal.
Khusus untuk produk emas, Tony mengatakan bahwa smelter tersebut bisa menghasilkan 35 ton per tahun.
Baca Juga: Ini upaya pemerintah lepaskan Papua dari ketergantungan pada Freeport
"Kita sedang berbicara dengan Antam untuk mengambil emas yang dihasilkan," sebutnya.
Adapun, saat ini hanya ada satu smelter yang mengolah dan memurnikan konsentrat PTFI di dalam negeri, yakni PT Smelting Gresik. Di sana, PTFI memegang 25% kepemilikan dan sisanya dimiliki oleh Mitsubishi Corporation.
Tony mengatakan, Smelting hanya bisa memproses sekitar 40% dari produksi konsentrat tembaga PTFI. Sementara 60% sisanya di ekspor ke sejumlah negara, seperti Jepang, Korea, Filipina, India dan China.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News